25 Januari 2016

Warga Diminta Perangi Narkoba

Warga Diminta Perangi Narkoba

Foto : ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
A   A   A   Pengaturan Font
Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat menilai narkoba sebagai wujud terorisme non fisik, dan mengimbau warga untuk mewaspadai ancaman narkoba di lingkungan masing masing.
 Warga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman narkoba di lingkunganya masing-masing karena ancaman narkoba sama halnya dengan wujud terorisme non fisik. Hal ini ditegaskan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat seraya menegaskan, terorisme non fisik ini lebih mengarah ke sisi mental dan menyerang generasi muda Jakarta.
“Ada dua terorisme yang perlu kita waspadai, yakni terorisme fisik seperti tragedi di Thamrin kemarin. Kedua adalah terorisme mental. Pemuda kita dipasok barang-barang memabukkan, sekaligus melemahkan mental bangsa yaitu melalui narkoba,” ujar Djarot saat membuka musyawarah wilayah Srikandi Pemuda Pancasila, Minggu (24/1) di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat.
Djarot mengatakan, peredaran narkoba yang semakin merajalela di Kota Jakarta merupakan salah satu bentuk terorisme karena akan membuat generasi muda menjadi generasi teler, hampa, dan tak memiliki cita-cita. Dengan maraknya narkoba di Jakarta ini, kata Djarot, maka bisa dipastikan bangsa Indonesia tidak akan memiliki penerus yang berkualitas.
“Kemarin, saya bertemu Wakapolri dan BNN, saya sampaikan kita akan bersinergi betul untuk perang terhadap narkoba di Jakarta ini. Kita akan cari hingga ke sarang-sarangnya,” katanya.
Mengingat peredaran narkoba itu merupakan bentuk terorisme baru dan tidak disadari, maka Djarot meminta semua pihak untuk bersatu padu memberantas peredaran narkoba di Jakarta. Dia mengakui, Pemprov DKI tidak bisa bekerja sendiri dalam memberantas narkoba di Jakarta.
“Karena Pemprov DKI tidak bisa menindaknya sendirian tanpa anda-anda. Kalau anda atau lingkungan anda melihat transaksi narkoba, segeralah melaporkannya kepada polisi,” ucapnya.
Menurutnya, aparat kepolisian telah bertindak cepat dalam menangani terorisme fisik atau non fisik. Seperti tragedi bom di kawasan Thamrin, polisi telah menyelesaikannya dalam waktu kurang dari tiga jam. Begitu pun dengan terorisme non fisik, saat ini aparat kepolisian sedang gencar-gencarnya memberantas narkoba di Jakarta.
“Saya apresiasi kepada kepolisian, sama sekali tidak gentar dan dalam waktu sangat singkat bisa membereskan mereka yang mengancam keamanan kita, terorisme,” imbuhnya.
Terpisah, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, persoalan narkoba sudah ditangani dengan baik oleh kepolisian. Ahok menegaskan, Pemprov DKI tidak akan memberikan toleransi kepada siapapun yang terlibat narkoba. Jika ada satu diskotek saja ditemukan narkoba, maka diskotek itu dipastikan akan langsung ditutup.
“Kita nggak ada toleransi, bahkan kalau restoran, hotel, atau diskotik ketangkap dua kali ada narkoba, pasti kita tutup, nggak boleh buka lagi. Kalaupun ada RT/RW yang ternyata mengetahui peredaran narkoba di wilayahnya tapi diam saja, saya pecat,” katanya.
Persoalan Serius
Anggota DPRD DKI, Selamat Nurdin menilai, pemberantasan narkoba merupakan permasalahan serius yang harus segera dituntaskan. Pasalnya, peredaran narkoba sudah cukup memprihatinkan, terbukti dengan adanya perlawanan warga terhadap polisi yang menggerebek rumah gerbong narkoba Jalan Slamet Riyadi, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur.
“Menurut saya polisi dipukuli dan dibunuh itu sudah keterlaluan. Itu harus jadi warning buat muspida untuk mengevaluasi agar jangan sampai ada api dalam sekam di Jakarta,” katanya. 
sumber: http://www.koran-jakarta.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar