SEBUAH kelompok pemenang Hadiah Nobel menegaskan “perang global melawan narkoba” telah gagal karena itu para pemimpin dunia mesti memikirkan kembali pendekatan mereka.
Peringatan itu dikemukakan oleh wakil perdana menteri Inggris dan mantan menteri luar negeri AS, Selasa (6/5).
Sebuah laporan akademis yang diterbitkan London School of Economics (LSE) berjudul “Ending the Drug Wars” menunjuk pada kekerasan di Afghanistan, Amerika Laatin dan berbagai wilayah lain sebagai bukti perlunya ditempuh pendekatan baru.
“Kini saatnya untuk mengakhiri ‘perang melawan narkoba’ dan mengarahkan kembali secara masif berbagai sumber daya ke kebijakan-kebijakan berbasis bukti yang efektif yang digarisbawahi oleh analisis ekonomi yang teliti,” ujar mereka dalam prakata laporan tadi.
“Berlanjutnya strategi ‘perang melawan narkoba’ global gaya militer dan dipimpin penegak hukum ternyata membuahkan hasil-hasil negatif dan kerusakan luas.
Eksperimen
Laporan tadi menyebut, berbagai eksperimen yang “dipantau secara seksama” dengan legalisasi dan fokus pada kesehatan publik, yang meminimasi dampak perdagangan narkoba ilegal, merupakan kunci mengatasi problema itu.
Laporan itu diteken oleh George Shultz, mantan menlu AS semasa pemerintahan Ronald Reagan, Wakil Perdana Menteri Inggris Nick Clegg, dan mantan kepala kebijakan luar negeri NATO dan Uni Eropa Javier Solana.
Laporan tersebut juga ditanda tangani oleh pemenang-pemenang Hadiah Nobel Ekonomi Kenneth Arrow (1972), Christopher Pissarides (2010), Thomas Schelling (2005), Vernon Smith (2002) dan Oliver Williamson (2009).
Laporan tersebut menyebutkan populasi besar penjara terkait narkoba di Amerika Serikat, penindasan politik di Asia, korupsi dan gejolak kerusuhan di Afghanistan dan Afrika barat, kekerasan di Amerika Laatin, infeksi-infeksi HIV di Rusia dan bahkan kekurangan obat penawar sakit global sebagai dampak perang melawan narkoba.
“Kegagalan perang melawan narkoba telah diakui oleh para profesional kesehatan publik, pakar keamanan, otorita hak asasi manusia dan kini sebagian dari ekonom-ekonom paling terhormat di dunia,” ujar John Collins, kordinator kebijakan narkoba internasional di LSE.
“Para pemimpin perlu mengakui bahwa mempertahankan garis strategi pengendalian narkoba dewasa ini menimbulkan cost manusia dan finansial yang luar biasa terhadap warga negara dan perekonomian mereka.” (analisadaily.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar