1 Juni 2014

Cukrik yang Mematikan

Ilustrasi
Ilustrasi

Dalam beberapa hari terakhir Indonesia dihebohkan dengan pemberitaan tentang minuman keras (miras) yang bernama cukrik. Sebelumnya memang nama cukrik tak begitu tenar di telinga masyarakat. Namun setelah adanya korban, si cukrik menjadi ‘naik daun’ di kalangan para awak media.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa selama 6 hari terakhir cukrik telah memakan korban sebanyak 17 jiwa di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Apa yang menyebabkan cukrik begitu mematikan?
Budaya minum-minuman keras sudah ada sejak dulu ketika Indonesia masih bernama Nusantara, dan hingga kini tradisi minum-minuman keras ini kian mengakar yang selanjutnya sudah menjadi kebiasaan.
Miras dibuat melalui fermentasi, walaupun dibuat dengan cara yang sama, namun di Indonesia sendiri minuman keras yang ada memiliki julukan yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Seperti Lapen di Yogyakarta, Ciu di Solo, Arak Bali di Bali, Cap Tikus di Papua, dan Cukrik di Surabaya.
Selain cukrik, minuman-minuman keras tersebut diolah dengan memanfaatkan bahan makanan yang layak dari masing-masing daerah. Namun tidak untuk cukrik, cukrik yang dikenal dengan sebutan Arak Jawa ini ternyata mengandung bahan-bahan oplosan yang berbahaya yang digunakan untuk menambah kadar alkohol agar lebih tinggi.
“Warnanya itu benar-benar bening seperti air putih biasa tapi baunya sangat menyengat, dulu sekitar tahun 2000an saya pernah ngrasain cukrik itu sama teman-teman dan rasanya di dada panas banget ga seperti yang lainnya (miras lain -red),” kata Robin (nama disamarkan) salah satu warga Tangerang yang pernah minum cukrik, kepada proliman.com.
Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa campuran yang dimasukkan ke dalam cukrik pada tahun-tahun sebelumnya berbeda dengan yang sekarang. Bahan alkohol atau etanol, telah diganti dengan metanol atau spirtus. Cairan spirtus jika diminum akan menimbulkan efek racun bagi tubuh dan bahkan bisa merusak fungsi organ-organ penting di tubuh. Itu sebabnya mengapa cukrik begitu mematikan bagi yang mengkonsumsinya. [http://proliman.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar