4 Juni 2014

Kopi Jahe dan Saraba, Solusi Pengganti Miras


Kopi Jahe

Minuman keras atau yang biasa disapa oleh para penggemarnya dengan sebutan “Miras”,  merupakan minuman yang sampai hari ini begitu populer dikalangan masyarakat . Miras bahkan sudah menjadi konsumsi harian diberbagai macam kalangan, entah orang-orang pengangguran  dan terutamanya anak muda. Virus Miras pun pada umumnya sudah menjangkit pada kaum berpendidikan seperti Pelajar dan Mahasiswa yang mengaku sebagai agen of change (agen perubahan). Pertanyaannya, bisakah negara ini berubah menjadi tatanan yang lebih baik lagi kalau sang agen perubahannya, terlena dengan kesenangan yang jelas merusak moral? Saya rasa anda sudah tahu sendiri jawabannya dan apa yang harus anda lakukan.
Tak perlu berpanjang lebar berbicara mengenai Mahasiswa dan tanggung jawab sosial, namun yang menjadi topiknya adalah bagaimana mendapatkan solusi dari permasalahan mengenai minuman keras yang hari ini sudah menjadi penyakit masyarakat.  Sebelumnya kita harus ketahui dulu mengapa minuman keras atau yang sejenisnya dilarang dan tidak boleh dikonsumsi.  Bahwasannya memang Miras jika dikonsumsi menimbulkan efek yang membuat peminumnya hilang kontrol/akal atau yang biasa disebut “Mabuk”.    Kemudian dampak yang terjadi setelah hilangnya kontrol diri, maka pikiran akan sensitif terhadap hal-hal yang sepele, mulailah untuk mencari gara-gara (Rese) akhirnya perkelahianlah terjadi bahkan sampai ke hal-hal yang kita tidak inginkan seperti pembunuhan. Seperti yang terjadi di Kota Palu sendiri, dimana konflik antar warga yang bertetangga, kebanyakan terjadi disebabkan peran minuman keras. Tidak hanya itu, dimana tindakan kurang terpuji yang kini kian menjadi virus berbahaya  seperti Pemerkosaan, Pencurian, KDRT, kurangnya penghormatan kepada orangtua, rusaknya moral dan etika bahkan semakin menjauhkan diri dari sang Maha Pencipta, Yakni Allah SWT.
Menurut Dr. Yusuf Al-Qardhawy dalam bukunya Halal dan Haram dalam Islam, menuturkan bahwa khamar/arak setelah dilakukan penelitian ternyata banyak menimbulkan keburukan. “ Sungguh benar apa yang dikatakan oleh salah seorang penyelidik, bahwa tidak ada bahaya yang lebih parah yang diderita manusia, selain bahaya khamar/arak. Kalau diadakan penyelidikan secara teliti di rumah-rumah sakit, bahwa kebanyakan orang yang gila dan mendapat gangguan saraf adalah disebabkan khamar/arak. Dan kebanyakan orang yang bunuh diri ataupun yang membunuh kawannya adalah disebabkan khamar/arak. Termasuk juga kebanyakan orang yang mengadukan dirinya karena diliputi oleh suasana kegelisahan, orang yang membawa dirinya kepada lembah kebangkrutan dan menghabiskan hak miliknya, adalah disebabkan oleh khamar/arak. Begitulah, kalau terus diadakan suatu penelitian yang cermat, niscaya akan mencapai batas klimaks yang sangat mengerikan yang kita jumpai, bahwa nasehat-nasehat, kecil sekali artinya.” Begitulah bunyi dari alinea yang ada pada buku  Dr. Yusuf Al-Qardhawy.
Allah SWT sayang kepada kita semua, rasa sayangnya ditujukan kepada Manusia agar tidak lagi mengkonsumsi Miras (Khamar) supaya terhindar dari perbuatan maksiat sebagaimana firmannya dalam QS Al-Maidah  ayat 90-91 yang berbunyi :
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَـٰمُ رِجۡسٌ۬ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ (٩٠) إِنَّمَا يُرِيدُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ أَن يُوقِعَ بَيۡنَكُمُ ٱلۡعَدَٲوَةَ وَٱلۡبَغۡضَآءَ فِى ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِ وَيَصُدَّكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَعَنِ ٱلصَّلَوٰةِ‌ۖ فَهَلۡ أَنتُم مُّنتَہُونَ (٩١)                                    
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya arak, judi, berhala, dan undian adalah kotor dari perbuatan syaitan. (90). Oleh karena itu jauhilah dia supaya kamu bahagia. Syaitan hanya bermaksud untuk mendatangkan permusuhan dan kebencian di antara kamu disebabkan khamar dan judi, serta menghalangi kamu ingat kepada Allah dan sembahyang. Apakah kamu tidak mau berhenti?” (91)
Ayat tersebut sudah sangat jelas menetapkan bahwa khamar hukumnya haram dikarenakan merupakan perbuatan setan. Yang semuanya untuk mendatangkan permusuhan dan kebencian bagi kita semua bahkan mengahalangi kita untuk ingat kepada Allah SWT, seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Khamar sendiri banyak macamnya tergantung dari berbagai daerah dari kultur masyarakat yang mengkonsumsinya. Sebut saja, Cap Tikus, , Sagero (Saguer) dan Tule, yang diminum akan menjadi Neule, eva topeule yang semuanya berdampak sama. (Drs H. Narjun Bahmid, Wasiat Bersajak Buat Anak Cucuku, Bahasa Kaili).    Kalau dlihat kebelakang, Orang-orang Arab dalam masa kejahilannya selalu disilaukan untuk minum khamar dan menjadi pencandu arak. Ini dapat dibuktikan dalam bahasa mereka yang tidak kurang dari 100 hama dibuatnya untuk mensifati khamar itu. Dalam syair-syairnya mereka puji khamar itu, termasuk sloki-slokinya, pertemuan-pertemuannya dan sebagainya. (Dr. Yusuf Al-Qardhawy, Halal dan Haram dalam Islam )
Pada problematika masa kekinian, khususnya di Daerah Palu, pertanyaan kritis satu persatu mengenai tuntutan mengkonsumsi khamar dalam hal ini Cap Tikus (CT), seperti anggapan pada masyarakat yang menggantungkan mata pencariannya sebagai Nelayan, yang berpendapat bahwa pekerjaan untuk mencari ikan berlangsung hingga malam bahkan sampai pulang subuh, dan dibenturkan dengan berbagai macam persoalan yang terjadi seperti, badai, ombak, hujan yang menyerang pertahanan tubuh (kedinginan). Ane ledo manginu Tule, maranindi mpu nirasaita. Ya aga nompahanga karo. “ Kalau tidak minum Tule/Cap Tikus maka akan kedinginan betul dirasa. Ya hanya sekedar menghangatkan tubuh.”
Pernyataan Apologi (teori kebenaran) inipun sangat sering kita jumpai dimana-mana, nah untuk mentaktisi argumen tersebut maka tawaranya adalah membuat Rekayasa Sosial (Social Enginering). Artinya  membuat solusi dari permasalahan sosial sebagai alternatif untuk menghindari persoalan yang ada. Seperti yang Apologi yang dari pernyataan kebanyakan masyarakat bahwasannya hanya sekedar menghangat tubuh, mengapa tidak kebiasaan minum khamar digantikan saja dengan kebiasaan minum Kopi Jahe sebagai solusi alternatif. Kopi Jahe dapat menghangatkan badan, didukung dengan khasiat jahe yang terkandung didalamnya, membuat minuman ini terasa hangat masuk kedalam badan ketika dikonsumsi. Selain itu jahe juga kaya akan manfaat, diantaranya sebagai berikut:
1.    Sebagai anti-oksidan yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh menetralkan radikal bebas. Jahe dapat menurunkan tekanan darah tinggi. karena jahe memiliki kemampuan untuk memperlebar pembuluh darah dan merangsang pelepasan hormon adrenalin. Karena hal tersebut, darah dapat mengalir lebih cepat dan lebih lancar.
 2.   Sebagai antikoagulan yang mengandung Gingerol bermanfaat untuk mencegah penggumpalan darah. Penyebab utama dari stroke dan serangan jantung. Jahe dapat menurunkan tekanan darah tinggi. karena jahe memiliki kemampuan untuk memperlebar pembuluh darah dan merangsang pelepasan hormon adrenalin. Karena hal tersebut, darah dapat mengalir lebih cepat dan lebih lancar.
  3. 
  • Membangkitkan nafsu makan, memperkuat lambung dan usus, serta melancarkan pencernaan.                   
  • Mengobati perut mual, selesma, batuk, diare, dan radang sendi tulang seperti artritis. kandungan minyak gingerol yang dapat memblok serotonin dan menjadi bau harum khas jahe. Membantu memperlancar proses pencernaan. Hal ini dikarenakan jahe memiliki beberapa kandungan enzim protease dan lipase yang dapat mencerna protein serta lemak dalam tubuh. Dan masih banyak lagi khasiat yang lainnya.
Sedangkan Saraba (minuman yang populer di Palu), merupakan minuman  yang terbuat dari perasan Jahe, Gula Merah dan Susu yang kandungannya sama pula seperti yang terdapat dalam Kopi Jahe, serta perannya dalam mengahangatkan badan.
Memang pada ayat lainnya Allah SWT berfirman bahwasannya dalam minuman khamar terdapat sedikit manfaat dan banyak mudharatnya, sebagaimana dalam surah Al-Baqarah, ayat 219. Yakni :
يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِ‌ۖ قُلۡ فِيهِمَآ إِثۡمٌ۬ ڪَبِيرٌ۬ وَمَنَـٰفِعُ لِلنَّاسِ وَإِثۡمُهُمَآ أَڪۡبَرُ مِن نَّفۡعِهِمَا‌
Artinya: “ Mereka bertanya kepadamu tentang Khamar dan Judi, katakanlah didalam keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya.”
Kalau dilihat kembali bahwasannya peran Miras sebagai penghangat tubuh untuk mengantisipasi kedinginan dikarenakan unsur panas yang terkandung dalam miras, merupakan manfaat yang ada di dalamnya walaupun hanya sedikit namun banyak mudharatnya seperti yang disebutkan di atas. Tetapi, kalau ada solusi alternatif untuk menghangatkan tubuh, mengapa tidak Kopi Jahe dan Saraba kita gunakan untuk menangkis hal-hal yang bersifat mudharat?
Bisa dipikirkan kembali, kalau Khamar menjerumuskan kita ke hal-hal yang tidak baik, mengapa tidak mengambil jalan lain yang menujukan kita ke tempat yang lebih baik? Mengkonsumsi Kopi Jahe dan Saraba banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh manusia, kenapa tidak kalau kebiasaan hidup sehat  tersebut kita kembangkan sebagai solusi alternatif dan merupakan bentuk perlawanan kita semua agar saudara-saudara kita terhindar dari penyakit lama.
Asik kan, ketika tidak ada kerjaan diwaktu luang, maka ngopi sambil berbincang-bingcang bersama rekan lainnya lebih bagus ketimbang duduk-duduk bersama ditempat tertentu sambil membuat keresahan.
(sumber: http://hmj-dakwah.stain-palu.ac.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar