"INI bukan warung yang isi display motor, tapi ini garasi saya yang isi tempat makan," ujar I Ketut Gede Budastra, pemilik Warung Garasi Ubud yang berlokas di Jalan Monkey Forest, Ubud.
Berkonsep warung, tempat makan satu ini bukan seperti tempat lain yang memasang motor-motor antik sebagai pajangan. Namun, tempat ini memang sebuah garasi yang menjadi 'tempat tinggal' Vespa-Vespa dan beberapa motor tua milik Gede Budastra, yang kemudian disisipkan warung makan.
Berasal dari keluarga tak lepas dari makanan dan juga senang memasak, dari dulu semua memang punya tempat makan. Selain itu, menurutnya, untuk di daerah pusat Ubud ini sangat jarang bisa ditemui tempat makan lokal yang juga menyajikan hidangan lokal.
Interior pun dirancang sendiri dengan berbagai spare part motor. Dari 30-40 koleksi Vespa, tiga unit di antaranya dijadikan tempat duduk tamu Warung Garasi. Spot yang menggunakan tempat duduk dari vespa ini menjadi satu yang menarik dan kerap dipilih sebagai tempat duduk oleh para tamu.
Berbagai properti dari barang bekas diterapkan di sini. Pada meja, tampak baut-baut dan juga skrup yang sengaja dijadikan dekorasi. Hingga yang menjadi wadah tisu pun, Gede Budastra menggunakan piston Vespa.
Untuk konsep makanan, Warung Garasi menonjolkan masakan khas Indonesia. Mulai dari nasi campur yang bisa dipilih untuk masing-masing lauk dan sayur, juga menu ala carte untuk varian lainnya.
Untuk menu ala carte, Warung Garasi menawarkan hidangan yang tak hanya dapat dinikmati oleh masyarakat lokal dan juga para bule. Tipikal Indonesia, seperti nasi goreng, mi goreng yang jadi favorit bule.
Bahkan, wine yang ditawarkan terbuat dari brem lokal. Ada juga Two Stroke, wine homemade yang dicampur dengan arak bali.
Bicara yang jadi best seller, menurut sang pemilik yang juga hobitouring Vespa dan gowes sepeda, nasi campur tak hanya diincar oleh lokal namun juga para bule.
Tak ketinggalan, ayam goreng ala Warung Garasi pun jadi favorit. Berbeda dari ayam goreng kebanyakan, ayam goreng disajikan dengan saus cabai di atasnya, yang kemudian memberikan cita rasa manis, pedas, dan gurih saat dinikmati.
Selain itu, Kare Ayam, Fu Yung Hai, Gado-Gado, Soto Ayam, dan berbagai menu ala carte lainnya, hingga Lumpia yang biasa dipesan sebagai starter ataupun cemilan, bisa jadi pilihan.
Sementara untuk penutup, tersedia pisang goreng, dadar garasi, dan bubur injin. Hidangan yang ditawarkan seluruhnya diolah dan disajikan tanpa menggunakan Mono Sodium Glutamat (MSG) dan jenis penyedap berbahan kimia lainnya.
Kecuali Minggu, Warung Garasi buka dari Senin hingga Sabtu, mulai pukul 10.00-21.00 Wita. Mulai dari para masyarakat lokal, turis asing dan juga ekspat kerap mengunjungi tempat ini, baik untik bersantap di tempat atapun take away.
Para anak muda Denpasar juga kerap kali datang dari jauh untuk menikmati sajian dan suasana di sini. Bahkan banyak juga musisi lokal Bali yang sering menyambangi tempat satu ini. (http://travel.kompas.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar