Orang yang tetap mampu mengendalikan sikap tubuh dan ucapan di saat mabuk berat adalah orang berjiwa hebat! Inilah tipe orang yang sudah mampu mengendalikan alam bawah sadarnya. Setidaknya demikian teori seorang teman. Kebetulan dulu ada beberapa teman yang suka mabuk. Karena itu, masih menurut teman tersebut, untuk menguji sifat orang yang sebenarnya, coba ajak dia mabuk. Nanti akan keluar sifat aslinya. Pengujian teori ini sangat mencengangkan. Seorang teman lainnya, yang terkenal lembut, suka bertutur kata sopan, dan nampak begitu hangat, ternyata hanyalah dibuat-buat biar diterima kelompok. Ketahuan setelah diajak mabuk. Ya, ampun, kata-katanya berubah jadi kasar, suka omong jorok, perilakunya sok jago, siapa saja ditantang berkelahi. Karenanya, hati-hati dengan anggota kelompok yang berperilaku sopan, apalagi jika belum pernah diuji dengan mabuk berat. Bisa jadi ia seorang munafik. Musuh terbesar perkumpulan rahasia apa pun adalah orang munafik, yang sulit dibedakan keaslian perilaku dan isi hatinya. Orang yang over acting ketika baru minum sebotol dua botol bisa dipastikan bukan seorang pemabuk sejati. Pemabuk sejati, masih kata teman tsb, adalah orang yang tetap terkendali sekalipun sudah minum berbotol-botol dan sudah nampak mabuk berat. Teoritikus permabukkan tsb tentu juga seorang pemabuk. Ia sudah taraf master dalam hal mabuk. Ketika semua temannya sudah pada teler berat, muntah-muntah, bahkan ada yang terberak-berak, ia masih terkendali dan masih mampu melempar humor-humor konyol. Ia tahu saya tak suka orang mabuk. Tapi ia menghargai toleransi saya pada pilihan bebas pria dewasa. Sekalipun tak suka teman-teman yang gemar minum, namun jika kebetulan pergi ke simpang, saya menerima titipan teman-teman buat beli minuman. Mereka terkekeh melakukannya. Pria dewasa dianggap mampu memilih pilihan bebas ketika lagi sadar, sebelum mabuk, dan ketika itulah ia dapat memutuskan apakah akan minum atau tidak. Penyembuhan kecanduan minum keras kudu dimulai dari kesadaran sendiri. Peran orang lain hanya memberi dukungan dan pemahaman saja. Keputusan tetap di pihak pemabuk jika ingin menghentikan kebiasaan buruknya. Bisa saja pemabuk dipaksa berhenti dengan kekerasan, dikurung, dirantai, dsb. Akan tetapi tanpa kesadaran sendiri maka alam sadar dan bawah sadarnya akan mengarahkannya kembali ke kebiasaan lama. Sekali kencanduan minum akan diperbudak olehnya. Sampai ada tekad bulat dari diri sendiri untuk menghentikannya, dan kemudian didukung oleh lingkungan serta orang-orang terdekat. Jika tidak, bisa-bisa sampai meninggal sebagai pemabuk seperti halnya mantan Presiden Federasi Rusia pertama, Boris Yeltsin (1931-2007). Hmm, pantasan saja minuman memabukkan diharamkan sebagian agama. (SP)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sutomo-paguci/mengintip-perilaku-pemabuk_552e13336ea83404348b457a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar