"Kami di Genam memiliki tujuan agar pada 2025 Indonesia, khususnya
generasi mudanya bisa terbebas dari pengaruh buruk minuman keras,"
Gerakan Nasional Antimiras (Genam) menargetkan generasi
muda Indonesia akan terbebas dari ancaman serta pengaruh buruk minuman
keras pada 2025.
"Kami di Genam memiliki tujuan agar pada 2025 Indonesia, khususnya
generasi mudanya bisa terbebas dari pengaruh buruk minuman keras," kata
Ketua Genam Fahira Idris di sela peluncuran bukunya yang bertajuk "Say:
No, Thanks" di Jakarta, Senin.
Salah satu langkahnya, lanjut Fahira, dengan mendorong terciptanya
regulasi yang jelas tentang ketentuan penjualan miras, khususnya
pembatasan daya jangkau kepada para remaja.
"Dari 538 kabupaten dan kota yang ada, baru sekira 20-an yang memiliki regulasi khusus untuk itu," katanya.
Menurut Fahira, Genam memiliki misi untuk menciptakan lahirnya
pejuang-pejuang antimiras yang akan menghalau kehadiran minuman keras
diantara generasi muda di lingkungannya sendiri dan sekitarnya.
"Bagaimana caranya agar masyarakat dapat terdorong melakukan
penolakan kehadiran minuman keras di wilayahnya masing-masing, itu yang
kami upayakan," katanya.
Saat ini Genam memiliki sejumlah cabang di beberapa kota di
Indonesia seperti Yogyakarta, Bandung, Palembang, Malang, Bekasi,
Tangerang Selatan, Depok dan Madiun.
Fahira tetap menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat luas
untuk tercapainya tujuan menjauhkan bahaya minuman keras dari generasi
muda.
Genam bahkan membina terbentuknya sebanyak 17 kampung antimiras di
seluruh Indonesia, yang diantaranya tersebar di Jakarta, Yogyakarta,
Bandung, Sleman, Malang, Madiun dan Palembang.
Aktivitas Genam mengkampanyekan antimiras juga terhimpun di dalam
buku "Say: No Thanks" karya Fahira yang baru saja diluncurkan.
Fahira dalam penyusunan buku tersebut dibantu dua orang penulis pembantu yaitu Sofie Beatrix dan Tamam Jauhar.
Sofie merupakan penulis pembantu profesional yang mendirikan
penyedia jasa penulis pembantu, Asamediamu, sementara Tamam adalah
seorang dokter yang dinilai Fahira sangat membantu untuk menuangkan
narasi dengan argumen sudut pandang dunia medis.
Selain menyajikan sudut pandang medis, buku itu sengaja dihiasi
dengan ilustrasi kartun yang dihadirkan untuk menarik minat baca
kalangan muda termasuk hingga ke usia siswa-siswi sekolah menengah
pertama (SMP).
Buku karya perempuan yang juga calon anggota legislatif DPD RI
Daerah Pemilihan DKI Jakarta itu, menampilkan 13 karya dan gagasan para
pegiat blog atau blogger muda terkait kampanye antimiras.
Sebanyak 13 karya dan gagasan para blogger di dalam buku itu diambil
dari lomba yang diadakan Genam pada 10 April hingga 1 Juli 2013. (www.antaranews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar