Pemeriksaan tersebut dilakukan atas permintaan Kepala Satpol PP
Cianjur Tohari untuk menegakkan disiplin di kalangan anggota. Pasalnya,
akhir-akhir ini disinyalir pengguna narkotika dan obat terlarang lainnya
sudah masuk ke kalangan pegawai negeri sipil (PNS). Sebelum tes urine
puluhan anggota Satpol PP, sejumlah karyawan PDAM Tirta Mukti Cianjur
pun dites hal serupa dan hasilnya negatif.
Kepala BNN Kabupaten Cianjur Hendrik mengatakan, permintaan tersebut dilayangkan pihak Satpol PP sejak Januari 2014.
“Tapi untuk jadwal kita yang menentukan. Kebetulan bisanya sekarang dan kita lakukan, seperti biasa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Untuk yang permintaan ini, kita apresiasi. Kita mengharapkan hal serupa dari instansi yang lain,” tuturnya.
Meski demikian, kataHendrik, pihaknya sudah mengagendakan tes urine ke kelima OPD dalam waktu dekat. Beberapa yang sudah dilakukan di PDAM dan lembaga permasyarakatan (lapas).
“Di PDAM hasilnya negatif, hanya di lapas, waktu itu kita indikasi ada keterlibatan narkoba, ternyata bukan. Setelah kita telusuri lagi, pengguna hanya menghisap rokok yang sebelumnya telah dicelupkan ke minyak angin kemudian diberi bubuk kopi. Memang itu memberikan kandungan tersendiri, tapi bukan narkoba,” ucapnya.
Selain program tes urine, Hendrik menuturkan, program lainnya untuk menekan peredaran narkoba adalah melakukan sosialisasi ke sekolahm Hal itu, sudah berjalan ke 17 sekolah dari target 42 sekolah yang telah ditetapkan.
"Kami akan terus upayakan memberikan pemahaman, agar penyebaran narkoba di kalangan pelajar bisa dicegah. Selain itu juga, kami melakukan tindakan, yakni penangkapan pelaku tiga orang pada Mei ini, dengan barang bukti ganja 1 kilogram dan sabu 14 paket," katanya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Cianjur, Tohari mengatakan, permintaan tes urine kepada pihak BNN dilakukan untuk pembersihan di internal sebagai lembaga penegak perda (peraturan daerah).
“Jadi sebelum penegakan ke luar, kita inginnya bersih di internal dulu. Saat ini baru 50 orang petugas, kemungkinan ada tes lanjutan bagi yang belum. Kalau ada yang dinyatakan positif, tentunya diberikan sanksi sesuai dengan aturan dan kita koordinasikan ke pihak BNN,” ujarnya. (www.pikiran-rakyat.com)
Kepala BNN Kabupaten Cianjur Hendrik mengatakan, permintaan tersebut dilayangkan pihak Satpol PP sejak Januari 2014.
“Tapi untuk jadwal kita yang menentukan. Kebetulan bisanya sekarang dan kita lakukan, seperti biasa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Untuk yang permintaan ini, kita apresiasi. Kita mengharapkan hal serupa dari instansi yang lain,” tuturnya.
Meski demikian, kataHendrik, pihaknya sudah mengagendakan tes urine ke kelima OPD dalam waktu dekat. Beberapa yang sudah dilakukan di PDAM dan lembaga permasyarakatan (lapas).
“Di PDAM hasilnya negatif, hanya di lapas, waktu itu kita indikasi ada keterlibatan narkoba, ternyata bukan. Setelah kita telusuri lagi, pengguna hanya menghisap rokok yang sebelumnya telah dicelupkan ke minyak angin kemudian diberi bubuk kopi. Memang itu memberikan kandungan tersendiri, tapi bukan narkoba,” ucapnya.
Selain program tes urine, Hendrik menuturkan, program lainnya untuk menekan peredaran narkoba adalah melakukan sosialisasi ke sekolahm Hal itu, sudah berjalan ke 17 sekolah dari target 42 sekolah yang telah ditetapkan.
"Kami akan terus upayakan memberikan pemahaman, agar penyebaran narkoba di kalangan pelajar bisa dicegah. Selain itu juga, kami melakukan tindakan, yakni penangkapan pelaku tiga orang pada Mei ini, dengan barang bukti ganja 1 kilogram dan sabu 14 paket," katanya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Cianjur, Tohari mengatakan, permintaan tes urine kepada pihak BNN dilakukan untuk pembersihan di internal sebagai lembaga penegak perda (peraturan daerah).
“Jadi sebelum penegakan ke luar, kita inginnya bersih di internal dulu. Saat ini baru 50 orang petugas, kemungkinan ada tes lanjutan bagi yang belum. Kalau ada yang dinyatakan positif, tentunya diberikan sanksi sesuai dengan aturan dan kita koordinasikan ke pihak BNN,” ujarnya. (www.pikiran-rakyat.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar