Selama ini di Indonesia, ganja identik dengan tanaman terlarang. Namun, tanaman ini ternyata bisa menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat bagi industri farmasi di AS.
Seperti dilansir oleh Bloomberg, Senin (23/6/2014) beberapa perusahaan farmasi yang menggunakan ganja sebagai bahan baku utama obat, sahamnya bahkan naik hingga di atas 500 persen year to date atau terhitung sejak awal tahun ini.
Semisal perusahaan farmasi Tranzbyte Corp, yang sekarang berganti nama menjadi American Green Inc. Saham perusahaan ini mencatatkan return sebesar 821,7 persen. Perusahaan yang menjual ganja dan produk olahannya ini berhasil mencatatkan kinerja penjualan yang bagus, seiring dengan naiknya trend pemanfaatan ganja sebagai keperluan medis di AS.
Hal yang sama juga dialami oleh GreenGro Technologies. Saham perusahaan telah naik hingga 427,3 persen year to date. Hal ini lantaran kinerja penjualan yang cukup baik, berimbas pada kinerja keuangan perusahaan.
Perusahaan lain yang meraup untung dari ganja adalah Advanced Cannabis Solutions. Hal ini terefleksi dari kenaikan harga sebesar 238,5 persen year to date. Bahkan saking kencangnya kenaikan saham perusahaan ini, otoritas bursa saham AS sempat menghentikan sementara (suspend) perdagangan saham emiten ini pada 27 Maret lalu.
Berbeda dengan dua perusahaan sebelumnya, Advanced Cannabis Solutions adalah perusahaan yang bergerak pada budidaya ganja.
Sementara itu, perusahaan riset, Cannabis Science, mencatatkan kenaikan saham sebesar 111,7 persen sejak awal tahun ini. Perusahaan yang bergerak di bidang riset pemanfaatan ganja ini menyediakan berbagai keperluan untuk industri farmasi. Tak hanya inovasi pemanfaatan, namun juga budidaya tanaman.
Akan tetapi, tidak semua saham perusahaan yang terkait dengan ganja berkinerja baik. Growlife, perusahaan pembuat kebun ganja indoor justru mencatatkan kinerja saham yang negatif, yakni turun 27,2 persen ytd. (http://bisniskeuangan.kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar