3 Oktober 2014

Rehabilitasi Jalan Terbaik Bagi Pengguna Narkoba

Rehabilitasi Jalan Terbaik Bagi Pengguna Narkoba

Penyalahgunaan narkoba sudah semakin marak saat ini. Korbannya sudah merambah ke semua lapisan masyarakat, termasuk juga kalangan mahasiswa, "Untuk itu upaya-upaya pencegahan sangat perlu dilakukan termasuk pula di lingkungan Universitas Azzahra,” kata Ahmad Soleh dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar BNN di Universitas Azzahra, Jakarta Timur, kemarin.
Selanjutnya Soleh mengatakan, sejatinya permasalahan narkoba di Indonesia telah memasuki masa kritis. Korban narkoba telah menyentuh angka 4 juta jiwa atau 2,2 persen dari jumlah penduduk Indonesia, “Namun yang menjadi ironi adalah masih terbatasnya jumlah para pengguna, korban penyalahgunaan dan pecandu narkoba yang mendapatkan layanan terapi dan rehabilitasi. Padahal rehabilitasi adalah jalan terbaik bagi pecandu narkoba,” ujar Soleh.
Tercatat hanya sekitar 0,47 persen atau sekitar 18 ribu jiwa pertahun dari 4 juta penyalahguna narkoba yang dapat direhabilitasi. Kondisi ini disebabkan belum berjalannya secara maksimal kebijakan dekriminalisasi terhadap pengguna narkoba, “Selama ini pengguna narkoba yang ditangkap dan disidik bermuara pada penjatuhan hukuman pidana, mestinya penegak hukum mengkontruksi pasal pengguna yang bermuara pada rehabilitasi terhadap pengguna narkoba,” jelas Soleh.
Dampak yang diharapkan dari tidak dihukumnya pengguna dengan hukuman penjara, namun diberikan hukuman rehabilitasi, dapat menimbulkan semangat para penyalah guna untuk melaporkan diri kepada Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), yaitu Rumah Sakit dan Puskesmas yang ditunjuk Kementerian Kesehatan, “Selama ini mereka takut melapor kepada IPWL,” ujar Soleh.
Kalau pengguna narkoba banyak yang direhabilitasi dan sembuh, maka angka prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia akan turun, begitu juga dengan peredarannya pasti mengalami penurunan.
Sementara itu, Kabag Kemahasiswaan Universitas Azzahra, Yusuf Said, sangat mendukung kegiatan FGD. Menurutnya FGD bisa membangkitkan semangat para mahasiswa didiknya untuk bersama-sama memberantas kejahatan narkoba yang semakin hari semakin bertambah angka penyalahgunanya.
“Melalui FGD ini, saya sangat berharap agar para mahasiswa bisa menjadi perpanjangan tangan BNN dalam melakukan upaya-upaya P4GN, tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi lingkungan masyarakatnya agar cita-cita Indonesia bebas narkoba bisa terwujud,” harap Yusuf Said.
Nabila, mahasiswi jurusan Psikologi, mengungkapkan, gencarnya upaya pencegahan yang dilakukan sangatlah bertolak belakang dengan kegiatan pembagian jarum suntik steril bagi para pecandu jarum suntik oleh salah satu LSM peduli HIV AIDS, “Dengan dalih untuk menghindari penyebaran HIV AIDS, pembagian jarum suntik sangatlah tidak mendidik, para pengguna jarum suntik tersebut seharusnya direhabilitasi bukan malah difasilitasi untuk terus menyalahgunakan narkoba,” ujar Nabila.
Meskipun di masyarakat banyak berkembang anggapan pecandu adalah aib, namun upaya-upaya untuk merehabilitasi para pecandu harus tetap dilakukan. Menurut Dwi Yandika, mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis, "image" tersebut haruslah dirubah dengan pendekatan yang baik, Rehabilitasi adalah jalan terbaik bagi para korban penyalahguna bukan dikucilkan, dipenjara, atau bahkan mati sia-sia. (http://indonesiabergegas.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar