surya/anas miftakhudin
PABRIK
CUKRIK - Pabrik Miras yang ada di permukiman warga Panjunan, Sukodono
yang digerebek anggota Polsek Sukodono, Sabtu (24/1/2015) malam.
Pabrik minuman keras (Miras) jenis cukrik di Panjunan, Kecamatan Sukodono, digerebek anggota Polsek Sukodono, Sabtu (24/1/2015) malam. Dalam penggerebekan itu, petugas mengamankan 27 drum (masing-masing drum isi 200 liter) dan ribuan cukrik kemasan 1,5 liter siap kirim serta alat penyulingan cukrik.
Pabrik yang berdiri di permukiman warga itu ternyata sudah
beroperasional selama setahun dan memiliki dua orang karyawan. Namun bau
alkohol atau bau yang mencurigakan tak tercium warga. Rumah R (40) yang
dipakai memproduksi cukrik cukup tertutup dan kedap suara sehingga
aktfitas yang dikerjakan, mulai pembuatan hingga pengiriman tak
diketahui warga.
Terbongkarnya keberadaan pabrik miras di Sukodono ini setelah polisi mendapat informasi jika di sekitar Panjunan berdiri pabrik miras. Pemasaran miras tidak hanya di Sidoarjo melainkan di Pasuruan, Mojokerto hingga Malang.
Dari informasi itu, Kapolsek Sukodono AKP Ariek Indra Sentanu SIK turun sendiri untuk melacak keberadaan pabrik cukrik itu. Dari luar rumah yang dipakai memproduksi, tak tampak ada aktifitas karena selalu tertutup. Bahkan di sekitar rumah tak ada tanda-tanda kehidupan karena dibiarkan melompong.
Begitu dilakukan penggerebekan, di dalam rumah R ada ribuan cukrik siap kirim. Ketika petugas masuk ke rumah R, tidak ditemukan apa-apa di ruang tamu. Tetapi setelah petugas masuk ke ruang tengah dan belakang muncul bau seperti tape.
Rupanya bau tersebut ditimbulkan dari 27 drum yang sudah difermentasi dan ditutup dengan plastik dengan rapat. Plastik yang dipakai pun sudah kelihatan mengembang akibat pengaruh gas yag ditimbulkan.
Kapolsek Sukodono AKP Ariek Indra Sentanu, menuturkan, racikan cukrik yang ada di 27 drum itu usianya sudah mencapai 7 hari dan tinggal penyulingan saja. Beberapa drum kosong yang ditemukan petugas, kelihatan baru saja dimasukkan ke penyulingan.
Ribuan botol kemasan air minum ukuran 1,5 liter nampak dijajar dengan rapi dan tinggal menutup saja. “Cukrik yang sudah jadi langsung dimasukkan ke kardus dan langsung diplester,” tutur Ariek, Minggu (25/1/2015).
Mantan Kapolsek Jabon itu mengungkapkan, bahan baku yang dipakai membuat cukrik diakui tersangka R dari air, gula, ragi, jinten, bawang putih laki, dan beking soda. Tujuh macam jenis racikan itu dijadikan satu dan diaduk dalam satu drum.
Begitu sudah rata, bagian atas drum ditutup plastik dengan rapat dan dibiarkan selama 7 hari. Pembiaran selama 7 hari itu untuk mencampurkan ragi dengan bahan baku lain. “Setelah itu bahan baku tersebut dibakar dan diambil tetesannya saja hingga benar-benar bening,” tandasnya.
Berapa kadar alkoholnya? “Wah itu kayaknya ngawur, tidak diketahui. Bisa-bisa lebih dari 70 persen,” terangnya.
Tersangka R yang diinterogasi penyidik mengaku wilayah jualannya di Sidoarjo saja. Pesanan terbanyak saat tahun baru kemarin. Tetapi saat ditanya berapa botol per hari bisa diproduksi? Tersangka mengakui jika bisa sampai 900 botol.
“Saya memproduksi ini setelah saya lama tinggal di Tuban kemudian saya terapkan disini,” tutur R.
Untuk mengkamuflase tetangganya, R jarang keluar rumah dan pintu rumah selalu tertutup. Begitu pula, botol kemasan air mineral yang dipesan untuk mengemas cukrik juga langsung masuk gudang belakang. Kendaraan yang dipakai mengirim pikap boks. Begitu pula saat pengiriman cukrik, juga menggunakan pikap boks.
Untuk mengelabuhi petugas dan tetangganya, cukrik itu dibungkus dengan kardus bertuliskan produk air mineral ternama. (http://surabaya.tribunnews.com)
Terbongkarnya keberadaan pabrik miras di Sukodono ini setelah polisi mendapat informasi jika di sekitar Panjunan berdiri pabrik miras. Pemasaran miras tidak hanya di Sidoarjo melainkan di Pasuruan, Mojokerto hingga Malang.
Dari informasi itu, Kapolsek Sukodono AKP Ariek Indra Sentanu SIK turun sendiri untuk melacak keberadaan pabrik cukrik itu. Dari luar rumah yang dipakai memproduksi, tak tampak ada aktifitas karena selalu tertutup. Bahkan di sekitar rumah tak ada tanda-tanda kehidupan karena dibiarkan melompong.
Begitu dilakukan penggerebekan, di dalam rumah R ada ribuan cukrik siap kirim. Ketika petugas masuk ke rumah R, tidak ditemukan apa-apa di ruang tamu. Tetapi setelah petugas masuk ke ruang tengah dan belakang muncul bau seperti tape.
Rupanya bau tersebut ditimbulkan dari 27 drum yang sudah difermentasi dan ditutup dengan plastik dengan rapat. Plastik yang dipakai pun sudah kelihatan mengembang akibat pengaruh gas yag ditimbulkan.
Kapolsek Sukodono AKP Ariek Indra Sentanu, menuturkan, racikan cukrik yang ada di 27 drum itu usianya sudah mencapai 7 hari dan tinggal penyulingan saja. Beberapa drum kosong yang ditemukan petugas, kelihatan baru saja dimasukkan ke penyulingan.
Ribuan botol kemasan air minum ukuran 1,5 liter nampak dijajar dengan rapi dan tinggal menutup saja. “Cukrik yang sudah jadi langsung dimasukkan ke kardus dan langsung diplester,” tutur Ariek, Minggu (25/1/2015).
Mantan Kapolsek Jabon itu mengungkapkan, bahan baku yang dipakai membuat cukrik diakui tersangka R dari air, gula, ragi, jinten, bawang putih laki, dan beking soda. Tujuh macam jenis racikan itu dijadikan satu dan diaduk dalam satu drum.
Begitu sudah rata, bagian atas drum ditutup plastik dengan rapat dan dibiarkan selama 7 hari. Pembiaran selama 7 hari itu untuk mencampurkan ragi dengan bahan baku lain. “Setelah itu bahan baku tersebut dibakar dan diambil tetesannya saja hingga benar-benar bening,” tandasnya.
Berapa kadar alkoholnya? “Wah itu kayaknya ngawur, tidak diketahui. Bisa-bisa lebih dari 70 persen,” terangnya.
Tersangka R yang diinterogasi penyidik mengaku wilayah jualannya di Sidoarjo saja. Pesanan terbanyak saat tahun baru kemarin. Tetapi saat ditanya berapa botol per hari bisa diproduksi? Tersangka mengakui jika bisa sampai 900 botol.
“Saya memproduksi ini setelah saya lama tinggal di Tuban kemudian saya terapkan disini,” tutur R.
Untuk mengkamuflase tetangganya, R jarang keluar rumah dan pintu rumah selalu tertutup. Begitu pula, botol kemasan air mineral yang dipesan untuk mengemas cukrik juga langsung masuk gudang belakang. Kendaraan yang dipakai mengirim pikap boks. Begitu pula saat pengiriman cukrik, juga menggunakan pikap boks.
Untuk mengelabuhi petugas dan tetangganya, cukrik itu dibungkus dengan kardus bertuliskan produk air mineral ternama. (http://surabaya.tribunnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar