28 November 2015

Muhammadiyah Jatim Bentuk Badan Perangi Narkoba


 

 PW Muhammadiyah Jatim membentuk Badan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba (BP2N). Muhammadiyah ingin menyelamatkan umatnya dari bahaya narkoba. Ini karena Muhammadiyah Jatim memiliki 2000 TK, 974 sekolah, 6 perguruan tinggi (PT), 29 RS dan 50 kilnik.

Ketua PW Muhammadiyah Jatim Saad Ibrahim mendukung penuh upaya pemerintah dalam hal ini BNN untuk memberantas narkoba.

Wagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menambahkan, saat ini sudah ada 541 jenis narkoba yang beredar di Indonesia. "Pengguna itu merugikan diri sendiri dan membahayakan orang lain," tegasnya saat menghadiri Sosialisasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di PW Muhammadiyah Jatim, Kamis (26/11/2015).

Jumlah pengguna narkoba di Indonesia saat ini berdarkan data BNN mencapai 5,9 juta orang. Dalam lingkup wilayah Jatim kerugian biaya ekonomi narkoba sebesar Rp 9,5 triliun lebih (terbesar di Indonesia).

Jumlah pengguna narkoba di Jatim tahun 2013 mencapai 740 ribu orang dan sepanjang 2014-2015 tersangka pengguna narkoba bertambah 2.050 orang, dimana 1.965 orang tersangka didominasi usia muda 20-24 tahun.

"Kami menargetkan menjadikan 97,2 persen penduduk Jatim imun terhadap penyalahgunaan narkoba dan sisanya 2,8 persen penyalahgunaan narkoba di Masyarakat Jatim secara bertahap akan mendapat layanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial, melalui rawat inap atau rawat jalan serta mencegah kekambuhan dengan program after care (rawat lanjut)," jelasnya.

Dia menjelaskan, Surabaya menjadi kota transit dan peredaran narkoba. "DKI Jakarta, Jawa Barat, Jatim adalah tertinggi nasional peredaran narkobanya. Untuk itu, harus menumpas jaringan sindikat narkoba sampai ke akar-akarnya," imbuhnya.

Kesadaran menjadi kunci mengatasi bahaya narkoba di Indonesia. Masyarakat harus bersatu dan bersinergi dengan aparat keamanan dan BNN untuk menanggulangi bahaya narkoba.

Gus Ipul menjelaskan, bahwa masyarakat harus menyadari bahwa anak-anak dan generasi muda menjadi target sasaran utama dari penyalahgunaan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan peredaran gelap narkoba. "Ini dibutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh komponen bangsa untuk melakukan upaya pencegahan narkoba," terangnya.

Narkoba, tambah Gus Ipul, telah menjangkiti segala lini profesi masyarakat. Profesi pelaku kejahatan narkoba sudah menjangkiti pegawai swasta, pengangguran, wiraswasta, TNI/Polri, pelajar, mahasiswa, PNS, anggota dewan, petani hingga buruh. Bahkan, saat ini sudah masuk di lingkungan pondok pesantren dengan ditemukannya santri yang mengkonsumsi narkoba.

Narkoba telah menghancurkan sendi ketahanan bangsa. Narkoba pula yang menurunkan jiwa patriotisme, nasionalisme dan semangat bela negara. Pengguna narkoba juga biasanya memiliki sikap pemalas, menurun produktifitasnya, apatis dan bergaya hidup bebas tanpa batas. "Ini yang menjadi perhatian bersama bahwa kesadaran masyarakat harus di bangun. Narkoba adalah musuh bersama yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain," pungkasnya.[beritajatim.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar