Sebuah perusahaan pembongkaran mengaku salah menghancurkan sebuah rumah karena kesalahan koordinat dalam Google Maps. (Justin Sullivan/Getty Images)
Rumah milik seorang wanita bernama Lindsay Diaz di daerah Rowlett, Texas, Amerika Serikat, hancur karena kesalahan sebuah perusahaan pembongkaran rumah.
Bukannya bertanggung jawab, perusahaan pembongkaran rumah itu justru menunjukkanscreenshot aplikasi Google Maps yang keliru menunjukkan koordinat rumah yang harus dibongkar sesuai jadwal.
Sebagai korban, Diaz melayangkan tuntutan untuk memperbaiki rumahnya. Bersamaan dengan kejadian ini, ia juga meminta perbaikan atas beberapa rumah lain di sekitarnya yang mengalami kerusakan akibat tornado yang terjadi pada akhir Desember tahun lalu.
Terkait dengan kasus ini, Google mengakui bahwa aplikasi peta digital miliknya, Google Maps, memang salah menunjukkan alamat.
"Google Maps memang menunjukkan informasi yang salah untuk rumah yang bersangkutan," kata juru bicara Google kepada CNN Money.
Sesaat setelah kasus ini mencuat, Google segera membenahi aplikasi Maps agar tak lagi menyebabkan kejadian serupa.
"Masalah ini menjadi perhatian kami dan kini sudah diperbaiki." lanjut juru bicara Google.
Di sisi lain, Billy L. Nabors Demolition, perusahaan yang bertanggung jawab atas kerusakan rumah itu, nampaknya enggan mengurus kasus tersebut.
"Dia mengatakan perusahaannya meminta maaf atas kejadian ini dan akan lebih baik lagi ke depannya. Namun ia menyerahkan semuanya kepada asuransi dan ini mungkin akan menjadi hal yang tak menyenangkan," kata Diaz setelah ia menghubungi presiden direktur Billy L. Nabors Demolition. (CNN Indonesia)
Bukannya bertanggung jawab, perusahaan pembongkaran rumah itu justru menunjukkanscreenshot aplikasi Google Maps yang keliru menunjukkan koordinat rumah yang harus dibongkar sesuai jadwal.
Lihat juga:Uber Sediakan Rp1,3 Mililar untuk Hacker |
Sebagai korban, Diaz melayangkan tuntutan untuk memperbaiki rumahnya. Bersamaan dengan kejadian ini, ia juga meminta perbaikan atas beberapa rumah lain di sekitarnya yang mengalami kerusakan akibat tornado yang terjadi pada akhir Desember tahun lalu.
Terkait dengan kasus ini, Google mengakui bahwa aplikasi peta digital miliknya, Google Maps, memang salah menunjukkan alamat.
"Google Maps memang menunjukkan informasi yang salah untuk rumah yang bersangkutan," kata juru bicara Google kepada CNN Money.
Sesaat setelah kasus ini mencuat, Google segera membenahi aplikasi Maps agar tak lagi menyebabkan kejadian serupa.
"Masalah ini menjadi perhatian kami dan kini sudah diperbaiki." lanjut juru bicara Google.
Di sisi lain, Billy L. Nabors Demolition, perusahaan yang bertanggung jawab atas kerusakan rumah itu, nampaknya enggan mengurus kasus tersebut.
"Dia mengatakan perusahaannya meminta maaf atas kejadian ini dan akan lebih baik lagi ke depannya. Namun ia menyerahkan semuanya kepada asuransi dan ini mungkin akan menjadi hal yang tak menyenangkan," kata Diaz setelah ia menghubungi presiden direktur Billy L. Nabors Demolition. (CNN Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar