24 Januari 2017

Kupas Tuntas Tembakau Gorilla sebagai Narkoba Jenis Baru Versi BNN

Tembakau super Cap Gorilla menjadi trend baru pemakai narkoba, karena harganya murah dan efek “ketiban gorilla” digandrungi. Badan Narkotika Nasional (BNN) setelah melalui uji laboratorium, produk tembakau tersebut terdaftar sebagai narkoba jenis baru.
** Gimana rasanya kalo “tertimpa Gorilla?”  :: Gambar Gorilla asli dengan anak kucing yang sempat menjadi trending :: BUKAN termasuk narkoba 😉 (via @ERA_fm)

Penelusuran ke Pengguna Tembakau Cap Gorila dan Kingkong

Dari penelusuran Kompas.com di Yogyakarta, penjual mengaku beberapa hari terakhir banyak yang menanyakan tembakau cap Gorila.
“Banyak yang tanya dan mencari (tembakau Cap Gorila dan Kingkong),” kata salah satu penjual tembakau yang enggan namanya disebutkan, Jumat (16/10/2015). Masuknya tembakau ini terungkap ketika Ditresnarkoba Polda DIY menggelar operasi narkoba selama 28 hari.

** Tembakau Cap Gorila Banyak Dicari Remaja Yogyakarta, karena efeknya seperti ganja (via @kompascom
Salah seorang nara sumber Warta Kota yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, sejak dua bulan belakangan ini ‎tembakau super cap Gorilla kerap dikonsumsi oleh para mahasiswa. Efeknya tidak seperti ganja atau jamur yang bisa membuat tertawa seseorang.
Namun, ketika dua kali menghisap tembakau super cap Gorilla, seseorang seperti tidak bisa bergerak. Hal ini dikarenakan tembakau itu disemprotkan sebuah cairan kimia sebelum dikonsumsi penggunanya.
“Rasanya emang kaya ketiban gorila besar. Kita ga bisa gerak dan bisa tertawa-tawa juga,” kata pria yang memiliki inisial F (22) kepada Warta Kota di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (22/5/2015).‎

Tembakau super cap Gorilla Harganya Murah ?

Tembakau super cap Gorilla itu dijual dengan banderol sebesar Rp 300.000 per satu plastik sedang‎. Sementara untuk harga perlinting dijual dengan harga Rp 25.000. Melalui e-commerce dipasarkan tembakau gorilla kemasan 5 gram, produk tembakau itu dihargai sebesar Rp300 ribu-Rp350 ribu dan hanya bisa dibuat 10 linting tipis rokok.

Sinyal Bahaya dari Budi Waseso (Buwas)

“Sekarang ini muncul lagi yang namanya tembakau cap gorila. Tembakau ini murah dan mudah didapat. Bahkan, dijual juga secara online,” kata Buwas saat berbincang dengan Khofifah di Gedung Kementerian Sosial, Senin 19 Oktober 2015, dilansir Konfrontasi.
“Satu bungkus itu bisa dipakai 4 sampai 5 orang. Begitu hari ini pakai, besoknya akan ketagihan lagi, ini berbahaya,” ujar Buwas.
“Setelah lab kami bekerja sama dengan lab Polri dan lab kesehatan, ini sebenernya tembakau biasa, tapi ada campuran kimia. Ini akan kita cari masuk kategori narkotika golongan mana,” ujarnya.
Menurut Buwas, menekan peredaran narkoba bukanlah hal yang mudah. Terbukti dengan adanya 350 jenis narkoba yang beredar di seluruh dunia. Sebanyak 38 jenis narkotika tersebut sudah masuk ke Indonesia.
“Ini yang harus kita waspadai terus,” katanya

Rilis BNN Tembakau Gorilla termasuk Narkoba Jenis Baru

Gors atau gori (istilah lain dari produk tembakau tersebut) merupakan tembakau kering yang dicampurkan dengan beberapa bahan organik (ekstrak tumbuhan) seperti yang tertera pada kemasan.
Beberapa sensasi yang dialami pengguna saat mengisap tembakau Gorilla dapat berupa halusinasi seperti ditimpa seekor gorilla, badan yang tertimpa terasa seperti merileks dan mengambang (ngefly), maupun gerak badan yang terbatas hingga tidak bisa bergerak.
** Cengkeh atau cengkih (Syzygium aromaticum) (via blogspot.com)
Beberapa tumbuhan organik yang diekstrak antara lain cengkih Syzygium aromaticum dan tumbuhan ekor singa atau dagga liar (Leonotis leonurus).
Ekstrak tumbuhan ekor singa atau dagga liar (Leonotis leonurus), memiliki peranan yang besar dalam menciptakan sensasi bermacam-macam bagi pengguna. Kandungan tinggi sedatif (penenang) terkandung dalam tumbuhan itu.
** Tumbuhan Dagga liar (Leonotis Leonurus), juga dikenal sebagai Ekor Singa, adalah semak besar perennial berdaun lebar milik famili mint (Lamiaceae). Tanaman ini asli Afrika Selatan, dan bisa mencapai tinggi 2-3m serta lebar 1,5m. Sensasi rileks dan menenangkan dirasakan ketika bunga dikonsumsi sebagai teh, sementara reaksi euforia terjadi ketika bunga dirokok. Suku-suku Afrika Selatan secara tradisional merokok bunga dan dau dagga liar untuk efek euforia nya. (blog versesofuniverse)
Ekor singa atau dagga liar di beberapa negara digunakan sebagai subtitusi ganja.
Dari hasil uji laboratorium BNN, ditemukan kandungan zat berbahaya yang juga terdapat pada jenis ganja sintetis, yaitu synthetic cannabinoid.
** Graphic Tembakau cap Gorilla dimasukkan dalam daftar Norkoba jenis baru oleh BNN (MediaIndonesia)
Menurut BNN efek lain yang disebabkan oleh produk tembakau tersebut berpotensi memunculkan keadiktifan bagi pengguna. Keadiktifan berpotensi pada pengonsumsian jangka panjang, dan itu dapat membahayakan penggunanya.
Tembakau cap gorilla mengandung zat kimia bernama AB-CHMINACA yang dapat menimbulkan efek halusinasi seperti ganja. Zat itu dapat menyebabkan candu.‎ Pemakaian tembakau cap Gorilla dapat menurunkan kinerja otak
“Zat itu memiliki sifat cannabinoid atau halusinogen atau halusinasi. Selain ketergantungan, efeknya bisa bikin lemot, jadi malas, suka tidur, malas makan,” ujar Kepala Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Pol Selamet kepada Metrotvnews, Jumat (9/10/2015).
Berdasarkan uji laboratorium, BNN memasukkan produk tembakau tersebut ke daftar narkoba jenis baru, dilansir dari MediaIndonesia.
(http://sketsanews.com/549618/kupas-tuntas-tembakau-gorilla-sebagai-narkoba-jenis-baru-versi-bnn/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar