28 Maret 2017

Pecandu Narkoba 9 Kali Overdosis Hampir Mati, Kini Tobat, Bangkit dan Jadi Miliarder

 Jalan hidup seseorang kadang berliku dan sulit ditebak bahkan tak bisa diduga. Seorang pria bernama Khalil Rafati seorang pecandu berat narkoba, hidup menggelandang di jalanan dan jadi sampah masyarakat Los Angeles.
Bertahun-tahun Khalil anak pasangan muslim (ayah) dan yahudi (ibu) ini hidup sengsara dan bahkan sudah 9 kali overdosis nyaris merenggut nyawanya. Saat ia mengalami overdosis heroin, hanya bisa diselamatkan dengan alat kejut jantung. Dan sesudah itu ia mengubah hidupnya. Khalil pun akhirnya siuman setelah tim medis memberinya kejutan listrik dengan defibrillator.
Peristiwa itu berlangsung pada tahun 2003, ketika Khalil masih berusia 33 tahun. Ia waktu itu seorang pecandu berat kokain, berat badannya hanya sekitar 49 kg, dan kulitnya penuh bisul.

Khalil Rafati saat masih jadi pecandu narkoba
Khalil Rafati saat masih jadi pecandu narkoba (bbc)

"Saya sudah sering ditangkap polisi, saya tidak ingat berapa kali (karena kasus narkoba)," ujar Khalil. "Saya benar-benar kacau. Saya tidak bisa tidur, karena sering merasa kesakitan."
Bukannya tidak berupaya untuk terlepas dari kecanduan narkoba, Khalil mengaku sudah berusaha, namun selalu gagal melepaskan dirinya dari pengaruh narkoba.
Namun, setelah mengalami overdosis narkoba untuk yang kesembilan kalinya, ia akhirnya menyadari bahwa ia harus menyelamatkan dirinya sendiri dengan mengubah hidupnya. Jadi, ia menghabiskan waktu selama empat bulan di pusat rehabilitasi - dan dinyatakan bebas dari ketergantungan narkoba sejak saat itu.
Ia bertekad untuk menjalani hidup sehat, Khalil pun sukses membangun kembali hidupnya, kini ia menjadi seorang miliuner dan pemilik usaha makanan sehat di California, Sunlife Organics.
Dengan hasil penjualan tahunan lebih dari US$6 juta (atau sekitar Rp80 miliar) dari enam gerainya- yang terdiri dari kafe-toko-bar yang menjual jus - dan melalui websitenya, perusahaan ini bersiap untuk memperluas jaringannya ke 16 negara bagian di Amerika Serikat dan Jepang .
Kini, di usianya yang ke 46 tahun, ia terbiasa bepergian dengan pesawat jet pribadi, suatu kehidupan yang jauh berbeda dibanding ketika ia masih di jalanan. Lahir di Ohio di Midwest AS, ia adalah putra dari seorang ibu Yahudi Polandia dan seorang ayah Muslim.

Khalil Rafati saat sudah tobat dan bangkit dari keterpurukan
Khalil Rafati saat sudah tobat dan bangkit dari keterpurukan (bbc)

Kehidupan di masa kanak-kanaknya penuh dengan masalah, sehingga ia putus sekolah, dan sering ditangkap karena kasus vandalisme dan mengutil. Pada tahun 1992, saat dirinya berusia 21 tahun, ia pindah ke Los Angeles dengan cita-cita menjadi seorang bintang film.
Namun karirnya di dunia peran tidak begitu berhasil, lalu ia pun mulai bermain dengan beebrapa kelompok musik, dan mencari nafkah dengan membersihkan mobil-mobil milik para bintang Hollywood seperti Elizabeth Taylor dan Jeff Bridges, dan gitaris Guns N' Roses, Slash.
Kehidupan di Hollywood membuatnya tergelincir menjadi pecandu narkoba, dan hidupnya berputar di luar kendali. Alhasil, ia pun menjadi gelandangan dan tidur di beralaskan kardus bersama para pecandu narkoba lainnya. Dan untuk memenuhi keinginannya mengonsumsi narkoba, ia mencari uang dengan jual beli narkoba.
Kejadian overdosis yang ke kesembilan kalinya benar-benar mengubah kehidupan Khalil. Setelah berhasil berhenti mengonsumsi obat-obatan, ia menyibukkan diri dengan mencoba berbagai pekerjaan.
Selain bekerja di dua pusat rehabilitasi di Malibu, ia pun mencuci mobil, melatih anjing-anjing dan menjadi tukang kebun. "Saya bisa menabung," katanya. "Saya bekerja keras, tujuh hari dalam seminggu, selama 16 jam sehari."
Khalil juga mulai terobsesi dengan membuat sendiri jus buah dan sayuran setelah ia bertemu seorang teman lamanya dari Ohio.
"Ia sedikit seperti hippie, dan mulai mengajarkan saya tentang vitamin, makanan organik, makanan super," kata Khalil. "Pada saat itu saya sedang mencari sesuatu yang akan membuat saya merasa lebih baik."

Khalil Rafati saat sudah tobat dan bangkit dari keterpurukan dan kemudian sukses jadi miliarder
Khalil Rafati saat sudah tobat dan bangkit dari keterpurukan dan kemudian sukses jadi miliarder (bbc)

Pada tahun 2007 Khalil menyewa sebuah rumah dan membuka pusat rehabilitasi sendiri bernama Riviera Recovery, setiap klien harus membayar biaya sebesar $ 10.000 (atau sekitar Rp113 juta) per bulan untuk menggunakan fasilitas tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan para penghuni rehabilitasi, Khalil pun membuatkan mereka jus campuran eksotis yang ia sebut Wolverine - terdiri dari campuran pisang, bubuk maca, madu royal jelly dan serbuk sari.
Reputasinya dalam membuat minuman ini menyebar sampai ke luar panti rehabilitasi, banyak orang yang menghubunginya untuk membeli jus buatannya.
Menyadari bahwa sambutan pasar bagus, ia pun mendirikan sebuah bisnis terpisah, pada 2011, dan meluncurkan usaha yang ia beri nama Sunlife Organics, bersama-sama dengan sahabat dan pacarnya waktu itu.
Ia menggelontorkan dana dari tabungannya untuk membuka cabang pertamanya yang dibuka di Malibu. Khalil mengatakan usaha perdananya sukses dengan cepat, dengan hasil penjualan sebesar $1 juta (atau sekitar Rp 13 miliar) pada tahun pertama.
Kini, bisnisnya telah mempekerjakan lebih dari 200 orang di enam gerai. Dan selain jus, perusahaan ini menjual berbagai makanan dan pakaian, seperti kaos dan jaket.
Rob Nazara, seorang analis di Deutsche Bank di New York, mengatakan cerita Khalil ini menunjukkan kekuatan karakter yang nyata. "Tidak peduli apa pendidikan atau latar belakang profesional yang dimiliki seseorang, keberhasilan seorang wirausahawan didorong oleh keberanian, tekad dan ambisi," katanya.
Selain Sunlife Organics, Khalil masih menjalankan pusat rehabilitasinya Riviera Recovery dan memiliki sebuah studio yoga di Malibu. Ia juga meluangkan waktu untuk menulis otobiografinya yang berjudul, I Forgot To Die, yang dirilis pada tahun 2015.
"Saya tidak menganggap diri saya ini super cerdas," kata Khalil. "Namun, saya haus akan kehidupan, dan jika ingin melalukan sesuatu, saya mengerahkans egala yang saya bisa untuk itu." (bbc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar