18 Mei 2014

Kakek Renta Bawa Shabu, BNN Didesak Tindak Lanjuti Penyelundupan dari Malaysia

Kepala BNN Provinsi Bali, I Gusti Ketut Budiartha (Foto - Jaringnews/Sri Lestari)
Kepala BNN Provinsi Bali, I Gusti Ketut Budiartha (Foto - Jaringnews/Sri Lestari)
Bagaimana pengamanan di Malaysia kok bisa lolos?

Terkait maraknya kasus penyelundupan narkotika dari Malaysia, BNN Provinsi Bali mengharapkan BNN pusat melakukan koordinasi dengan BNN Malaysia. Seperti kasus penyelundupan sabu yang dibawa TKI bernama Arsain Bin Anwar senilai Rp 5 milyar.

“Kasusnya pak Arsain, barang buktinya banyak, nilainya milyaran rupiah, coba bayangkan. Jadi betul-betul harus dikembangkan oleh rekan-rekan kita untuk mengungkap jaringannya. Di Malaysia-nya sendiri, perlu dicari tahu, kenapa bisa lolos ke Indonesia? Bagaimana pengamanan di sana (Malaysia)?, BNN pusat bisa menindaklanjuti ke Malaysia,” kata Kepala BNN Provinsi Bali, I Gusti Ketut Budiartha, Denpasar, Sabtu (17/5).

Budiatha menilai bahwa selama ini pengamanan bandara di Malaysia cukup ketat, yang menjadi pertanyaan kenapa banyak kasus penyelundupan narkotika dari Malaysia bisa lolos. Apakah sengaja diloloskan atau memang peralatan di Malaysia tidak bisa mendeteksi barang haram tersebut.

“Biasanya ada kerjasama dengan kepolisian Diraja Malaysia, juga BNN nya Malaysia. Kita di Malaysia juga mempunyai perwakilan polisi di kedutaan Malaysia. Perlu juga kerjasama dengan interpol untuk mencari tahu jaringannya atau sindikatnya yang ada di Malaysia,” tegasnya.

Modus upaya penyelundupan narkotika yang menggunakan jasa seorang TKI memang bukan modus baru. Akan tetap jika menggunakan jasa seorang kakek yang sudah renta, dinilai tidak manusiawi. BNN menegaskan bahwa sindikat tidak pandang bulu dan kejam, untuk itu perlu kerjasam dengan semua pihak untuk memberantas peredarannya. (jaringnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar