Pertanyaan menganai mana yang lebih berbahaya antara alkohol atau ganja diperdebatkan sekali lagi. Kali ini dipicu oleh komentar Presiden Barack Obama dalam sebuah wawancara dengan majalah The New Yorker yang menyebut ganja tak lebih berbahaya dari alkohol.
Dalam ulasannya, media online Huffington Post menyebut terlalu dini apa yang disimpulkan Obama. Pola penggunaan dan efek jangka panjang pada tubuh membuat dua barang memabukkan ini sulit diperbandingkan. Baik konsumsi alkohol maupun ganja sama-sama baru akan menunjukkan efek kesehatan dalam jangka panjang. Alhokol memang lebih banyak dipantau, dengan 88.000 kematian per tahun akibat terlalu banyak menenggak alkohol. Namun, kendati penggunaan ganja tak ada angka pasti, namun bukan berarti zat ini tak berbahaya. Penelitian efek ganja bagi kesehatan masih terus diteliti.
Sudah menjadi rahasia umum, meminum terlalu banyak alkohol dapat dengan cepat membunuh seseorang. Ketidakmampuan untuk memetabolisme alkohol secepat cairan itu dikonsumsi dapat menyebabkan penumpukan alkohol di otak yang terlibat dengan detak jantung dan pernapasan.
"Anda bisa tewas dalam lima menit setelah pesta alkohol berlebihan. Itu tidak akan terjadi dengan ganja," kata Ruben Baler, seorang ilmuwan kesehatan di National Institute on Drug Abuse. "Dampak dari penggunaan ganja jauh lebih halus."
Ganja mempengaruhi sistem kardiovaskular serta meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Jika ganja dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dalam satu waktu, kata Baler, efeknya sama seperti overdosis alkohol.
Menurut Direktur Divisi Metabolisme dan Efek Kesehatan di Institut Nasional Penyalahgunaan Alkohol dan Alkoholisme AS, Gary Murray, alkohol--dibandingkan ganja--lebih mungkin berinteraksi dengan obat lain. Cara alkohol dimetabolisme dalam tubuh sama seperti obat.
Ini berarti orang yang memakai obat-obatan atau mengkonsumsi obat-obatan sambil minum minumanan beralkohol, dapat meningkatkan atau menurunkan kadar aktif obat dalam tubuh.
Sedang ganja dapat mempengaruhi kesehatan dengan cara tidak langsung. Karena ganja dapat merusak koordinasi dan keseimbangan, ada risiko menyakiti diri sendiri, terutama jika seseorang mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan konsentrasi.
Selain itu, perbedaan keduanya terletak pada efek jangka panjang. "Kelebihan alkohol akan mengakibatkan konsekuensi yang sangat parah, sedangkan mengkonsumsi alkohol berlebih secara kronis adalah yang paling mungkin menyebabkan banyak masalah yang mengancam kesehatan," kata Murray.
Minum minuman keras dapat menyebabkan penyakit hati alkoholik, kata Murray, yang dapat berkembang menjadi fibrosis hati, yang pada gilirannya berpotensi menyebabkan kanker hati.
Tidak seperti alkohol, Baler mengatakan, efek penggunaan ganja dalam jangka panjang tidak mapan. Penelitian pada hewan menunjukkan beberapa dampak yang mungkin timbul pada reproduksi. Selain itu, ada bukti bahwa ganja dapat memperburuk masalah kejiwaan bagi orang-orang yang memiliki kecenderungan gangguan jiwa. Karena cara mengkonsumsi ganja umumnya adalah diisap, maka dapat menyebabkan bronkitis, batuk, dan peradangan kronis dari saluran pernapasan.
Namun, sementara penelitian awal menunjukkan beberapa bukti yang mengaitkan ganja dengan kanker paru-paru, Baler mengatakan, tidak jelas mengapa asap ganja tidak memiliki hasil yang sama seperti asap tembakau pada paru-paru. Banyak ahli menduga, beberapa senyawa dalam ganja bermanfaat untuk mengatasi efek buruknya. Bisa juga, kebiasaan kesehatan lainnya dari perokok ganja berbeda dengan rokok pada perokok tembakau. "Atau bisa jadi karena perokok ganja hanya melakukannya sesekali saja," katanya.
Untuk ganja, perlu digarisbawahi pada penggunaan di kalangan anak muda. "Pasalnya, otak mereka tengah bertumbuh, dan merokok ganja dapat mengganggu koneksi yang dibuat di otak," kata Baler menambahkan.
Mengkonsumsi alkohol juga tak selamanya buruk. Ada manfaat kesehatan yang dapat diamati pada peminum moderat. "Hasil penelitian menunjukkan, mereka memiliki kemungkinan terserang penyakit jantung lebih sedikit dan tak mudah terpapar flu," kata Murray. "Kami selalu menasihati orang untuk menghindari minum minuman keras secara berlebihan, tapi minum minuman keras secara moderat bukanlah sesuatu yang sangat berbahaya." (www.tempo.co)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar