Pesantren Spiritual Dzikrussyifa 'Asma' Berojomusti atau yang lebih akrab dikenal sebagai Pesantren Jin ini memang nyeleneh. Pesantren yang menempati lahan berukuran 60 meter kali 70 meter di Sekantor, Sendang Agung, Kecamatan Paciran, Lamongan, itu memang cukup terpencil dari permukiman penduduk.
Meski lokasinya di tepi jalan, tapi jarak lokasi pondok dengan permukiman penduduk sekitar 200-an meter. Dari arah Paciran, bila hendak ke pesantren itu harus melalui area pegunungan kapur. Sementara sekeliling pesantren merupakan area persawahan. Salah satu petunjuk keberadaan pesantren ini adalah base transceiver system (BTS) milik salah satu telepon seluler, yang berdiri tepat di samping pesantren.
Pesantren juga nyeleneh dibanding pesantren modern lain. Bangunan pesantren ini rata-rata terbuat dari gedek (anyaman bambu). Di sana dilengkapi skat-skat ruangan santri, plus bilik khusus ukuran sekitar 2x3 meter, mirip kandang ayam yang digunakan sebagai ruang isolasi.
Sebenarnya ada dua lokasi pondok ini. Pertama untuk penanganan gangguan kejiwaan ringan dan pondok kedua untuk gangguan kejiwaan berat. Jarak kedua lokasi pondok ini sekitar 400-an meter. Di antara lokasi pondok itulah berdiri rumah pengasuhnya, KM Muzakkin yang juga aktivis Jatim Corruption Watch (JCW) ini.
"Di sana (pondok pertama) dulu tempat bertapanya Jaka Tingkir. Ada ribuan jin nyantri di situ. Radio juga saya putar terus. Kalau pesantren satunya, itu saya siapkan untuk ruang isolasi khusus kalau gangguan jiwa tingkat berat," terangnya.
Muzakkin menjelaskan, selain menangani gangguan jiwa, pesantren ini juga menangani kesembuhan para pencandu narkoba. "Pesantren ini tempat rehabilitasi dan juga memberikan kesempatan bagi para preman, anak jalanan, hingga pecandu narkoba untuk sembuh. Mereka saya bina, saya beri rombong bakso bisa jualan di mana-mana," tukasnya.
Sejak didirikan 2006 lalu, pesanteren tersebut sempat menampung santri dari kalangan pecandu narkoba maupun orang yang sakit jiwa hingga puluhan orang. Bahkan anak orang kaya terkenal asal Jakarta yang sempat sekolah di Mesir hingga keluarga dari Emma Wilson yang pernah menjadi sekretrais Kedutaan Australia di Jakarta, pernah ke sana.
Lalu kenapa disebut Pesantren Jin? Muzakkin bercerita, dulu lokasi pesantren itu terkenal angker bagi masyarakat sekitar. Banyak warga yang diganggu mahluk gaib bila melintas di jalan itu. Mereka menjadi was-was dan tidak tenang. Ada saja kejadian-kejadian aneh menimpa warga. Dia kemudian membangun pesantren di sana.
Awalnya Muzakkin juga kerap menerima gangguan-gangguan, terutama dari jin di sana. Tapi dengan pendekatan yang halus, akhirya jin-jin itu berubah menjadi baik. Mereka berjanji tidak akan mengganggu orang-orang lagi asal tidak diusir dan dibolehkan nyantri di tempat itu. Sejak saat itu kemudian orang-orang sekitar menyebutnya 'Pesantren Jin'.
"Jin-jin banyak yang nyantri di situ. Ketua Jin-nya dari Mesir. Jin itu ikut anak orang kaya dari Jakarta yang sekolah di Mesir. Dia mengalami gangguan jiwa, lalu dibawa ke sini, setelah disembuhkan, Jin-nya malah nyantri di sini, tidak mau balik ke Mesir. Ya silakan, sekarang dia jadi pemimpin di sini, kalau ada apa-apa saya tinggal 'mites' dia ini," ujarnya. (www.merdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar