3 Juli 2014

Alkohol Merusak Otak Pusat pada Bayi




Bayi tanpa tempurung



MINUMAN beralkohol yang dikonsumsi ibu hamil, berdampak buruk terhadap janin. Yakni, bayi yang dilahirkan akan mengalami kerusakan otak pusat atau fetal alcohol syndrome (FAS).

Memiliki buah hati yang sehat, tentu menjadi impian setiap pasangan. Namun, untuk mendapatkan buah hati yang sehat tentu saja membutuhkan usaha. Salah satunya adalah menjaga kesehatan si ibu sejak kehamilan dan saat menyusui.

Bagi para wanita hamil, sebaiknya menghindari minuman beralkohol selama kehamilan, mengingat dapat mengakibatkan risiko terhadap pertumbuhan janin atau risiko kerusakan sistem otak pusat. Kerusakan otak pusat ini dikenal dengan istilah fetal alcohol syndrome (FAS) atau sindrom alkohol.

Para ahli merekomendasikan agar mempertimbangkan kondisi kesehatan bayi dalam kandungan. Caranya, para ibu sama sekali tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Dalam penelitian itu, terungkap ketika seorang ibu yang sedang hamil mengonsumsinya, maka zat tersebut akan diteruskan melalui aliran darah kepada bayi di dalam kandungan. 

Kemungkinannya adalah bayi akan memiliki kadar alkohol yang lebih tinggi dibandingkan sang ibu. Jika ibu mengonsumsi minuman beralkohol setiap hari, maka kemungkinan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan yang rendah, mengalami gangguan saat anak belajar, berbicara, memusatkan perhatian, bahasa dan anak cenderung hiperaktif. 
Efek yang paling serius dari alkohol ialah FAS.

Ciri-ciri yang terkena FAS adalah gejala pertumbuhan yang terhambat, ciri-ciri wajah yang tidak normal seperti kepala dan ukuran otak yang kecil atau kekurangan dari sistem anatomi tubuh lainnya. Frekuensi konsumsi alkohol tujuh kali atau lebih per minggu, termasuk wine, bir, dan minuman mengandung alkohol sangat memperbesar risiko bayi akan mengalami FAS. Namun, para ibu yang mengonsumsi minuman beralkohol kurang dari ukuran tersebut bisa juga mengalami hal serupa atau gangguan lainnya.

"Sindrom alkohol pada janin atau fetal alcohol syndrome (FAS) adalah kumpulan dari penyakit dan kelainan yang diderita sejak lahir, termasuk pertumbuhan yang terhambat, ketidakmampuan untuk belajar. Di Indonesia, kasus seperti ini juga banyak ditemukan," kata dokter spesialis obstetri ginekologi (kebidanan dan kandungan) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr Chandra Hidayat SpOG.

FAS, menurut Chandra, hanya bisa dicegah bila si ibu mengikuti aturan, yaitu dengan tidak mengonsumsi minuman beralkohol sama sekali sepanjang kehamilan dan menyusui. "FAS adalah penyakit yang dibawa sejak lahir. Kerusakan telah terjadi, bahkan ketika si bayi masih janin. Tidak ada pencegahan lain, selain si ibu harus tidak mengonsumsinya sepanjang kehamilan," ujarnya.

Di Indonesia, kasus bayi dengan FAS setiap tahun semakin meningkat. Hal itu Candra menyebutkan, karena gaya hidup wanita Indonesia yang mulai berubah. "Dulu adat ketimuran melarang wanita mengonsumsi minuman beralkohol, tapi sekarang sudah menjadi gaya hidup sehingga sulit untuk dihindarkan," katanya.

Peningkatan bayi dengan kasus FAS, tidak saja terjadi di Indonesia. Namun, juga terjadi di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Prancis. Bahkan, baru-baru ini para peneliti di Amerika Serikat bisa mengidentifikasi bayi yang terkena FAS saat mengedip atau eye blink condition (EBC).


Sumber

Komentar:Hanya orang bodoh+imbecil+idiot yang minum alkohol.


QS. Al Maidah : 90. “Wahai orang-orang yang beriman ! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” 

"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan arak, maka
barangsiapa yang telah mengetahui ayat ini dan dia masih
mempunyai arak walaupun sedikit, jangan minum dan jangan
menjualnya." (HR. Muslim)





Alkohol bisa merusak mata dan kulit

Minum Alkohol tak Terkendali, Bersiaplah Buta



KASUS arak melon yang mengakibatkan korban Wayan Wardana mengalami gangguan mata -- pengliatan tak normal -- layak dijadikan pelajaran berharga bagi kaum muda yang suka menenggak minuman keras. Kalangan tenaga medis di Bali tersentak, dan dipastikan kebutaan akan mengancam para pecandu minuman beralkohol. Periode Maret-Apri 2002 saja, Rumah Sakit (RS) Sanglah, Denpasar merawat sembilan pasien keracunan arak -- dua meninggal, dan satu sembuh dalam keadaan cacat (buta). Dampak negatif mengkonsumsi alkohol terangkum dalam wawancara Bali Post dengan Kepala Lab/SMF Mata FK Unud dr. Putu Budhiastra, Sp.M. berikut ini.

----------------------------
Banyak pihak bertanya-tanya, kenapa kasus arak melon yang menyisakan kisah pahit bagi keluarga Wayan Wardana baru muncul tahun 2002?

Semula saya juga heran, orang terancam buta lantaran mengkonsumsi arak atau minuman beralkohol menjadi wacana publik di tahun 2002. Benar, orang minum arak sudah ada dari dulu, mungkin sejak zaman kerajaan. Lantas ada yang mengaitkan dengan tradisi orang Barat menenggak alkohol, berupaya mengalihkan kasus arak melon di Bali ke persoalan di luar ilmu medis. Setelah saya teliti lebih mendalam, dicari dalam berbagai literatur karangan pakar dan ahli kesehatan asing, proses kebutaan akibat alkohol mulai terjawab. Intinya, penyakit mata ''malas'' alias pengliatan tak berfungsi normal memang akibat pengaruh arak.

Bisa dijelaskan lebih rinci, kenapa kebutaan akibat minuman beralkohol tidak ada dari dulu?
Ini yang perlu mendapat perhatian semua pihak, terutama kaum muda yang punya kebiasaan mengkonsumsi arak. Kasus arak melon yang membawa Wardana dkk. ke rumah sakit tak lepas dari kondisi di lapangan. Artinya, dulu orang minum arak untuk menghangatkan tubuh dan dampak negatif bagi kesehatan masih relatif lebih kecil. Coba lihat, arak murni yang diminum kelompok tertentu tak akan sampai berbotol-botol. Paling satu sloki atau satu gelas kecil sudah tak kuat, wong rasanya tak enak. Sekarang lain, seorang pencandu minuman keras bisa menghabiskan sebotol dalam satu kali duduk. Ini dilakukan berkali-kali. Caranya, arak murni dicampur berbagai jenis minuman lain yang notabene punya rasa enak. Mereka yang suka melon, tentu minum arak dicampur minuman lain yang mengandung melon. Lantas, alkohol yang dikonsumsi tak terkendali alias jauh di atas kekuatan saraf. Overdosis arak, akhirnya berdampak buruk bagi mata.

Apakah yang dirusak saraf mata?
Alkohol secara perlahan-lahan akan menggerogoti atau mengganggu metabolisme saraf pusat. Salah satu jaringan saraf yang sensitif terganggu adalah saraf mata. Tentu organ tubuh yang lain juga diserang dan mendatangkan musibah, sesak napas misalnya.

Jadi, bisa disimpulkan alkohol menyebabkan kebutaan?
Begini, keracunan alkohol dapat menyebabkan kebutaan yang disebut dengan alcohol-ambliopia (ambliopia= lazy eye = mata malas). Penderita yang diserang biasanya juga mengalami keracunan rokok di mana dalam ilmu kesehatan disebut tobacco-alcohol amblyopia. Gejala-gejala yang tampak pada mata sama, kelihatan dari luar normal, padahal di dalam sudah parah. Sekali lagi, bukan hanya untuk jenis minuman arak, jika alkohol dikonsumsi secara berlebihan dipastikan dapat mengakibatkan seseorang buta.

Selain arak, minuman jenis apa lagi?
Mari kita lihat contoh di luar negeri. Minuman yang mengandung alkohol dosis agak besar antara lain wiski, cordial, essence, columbian spirit, dll. Pecandu alkohol dan perokok berat biasanya sering kekurangan vitamin B 12, thiamin atau gangguan hati. Tentu, penyakit yang diderita akan makin berat.

Bagaimana gejala awal

Orang yang overdosis alkohol dan menderita penyakit mata malas?
Kedua mata pasien bermasalah, seperti hilangnya penglihatan lebih dari 50% kasus, tajam penglihatan mundur sampai kurang dari dua meter hitungan jari (visus 2/60). Pada gejala awal, pasien tiba-tiba akan mengeluh lantaran sesuatu yang dilihat berkabut, sulit bisa membaca secara normal. Juga akan terjadi penyempitan lapang pandangan, bintik buta makin melebar. Pada pemeriksaan mata luar, memang tidak tampak ada kelainan (mata normal), namun pandangan pasien menjadi jauh dan kosong. Pemeriksaan awal dalam mata (funduskopi) akan dijumpai papil saraf optikus yang kemerahan dengan batas agak kabur, juga ada gangguan penglihatan warna. Sementara pada fase lanjut, akan terjadi atropi saraf optikus (saraf yang mensarafi mata menjadi mati). Jika serabut saraf mengalami degerasi, inilah pertanda akan terjadi kebutaan yang permanen.

Bagaimana kondisi penderita saat mengalami degerasi serabut saraf?
Pasien akan kehilangan sel-sel ganglion makula, dan kerusakan serat-serat bermielin di saraf optikus. Jadi alkohol akan mengganggu metabolisme sel-sel saraf di selaput serabut (mielin) pada otak dan saraf mata. Saraf mata (saraf optikus) adalah saraf yang paling besar dan paling dekat dengan otak. Selain gangguan pada mata, seseorang keracunan alkohol yang akut akan menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual-mual, muntah-muntah -- termasuk muntah darah -- sakit kepala, vertigo, asidosis, udem paru-paru, gangguan pada ginjal, koma (tak sadar), bahkan sampai kematian.

Upaya apa yang bisa dilakukan untuk menghindari sakit yang lebih parah?
Masalah usia, itu urusan Tuhan. Diet yang adekuat ditambah thiamin, asam folat dan vitamin B12 hampir selalu dapat membantu penyembuhan penyakit tersebut apabila diketahui secara dini -- tentu disertai dengan penghentian kebiasaan merokok dan minum alkohol. Perbaikan biasanya mulai 1-2 bulan, walaupun kadang-kadang hasil maksimal belum tampak sampai kurun waktu setahun. Tajam penglihatan bisa kembali tergantung dari stadium pengobatan dimulai, hilangnya sel-sel ganglion atau atropi saraf optikus adalah faktor utama kegagalan pengobatan lantaran sudah terjadi kerusakan yang permanen.

Khusus korban arak melon yang masuk RS Sanglah, apa komentar Anda?
Dari semua kasus keracunan arak (alkohol) yang masuk RSUP Sanglah, tujuh pasien tak bisa disembuhkan total. Tajam penglihatan mereka kurang dari dua meter hitungan jari, yang menurut kriteria Depkes adalah pasien buta. Sampai dengan perawatan hari ke-7, tajam penglihatan tidak ada kemajuan, dan pasien bersangkutan dipulangkan dalam kondisi yang tetap. Tetapi pada kontrol setelah minggu ke-3, kesehatan salah satu pasien atas nama Miarta tampak mengalami kemajuan. Tajam penglihatannya sudah mendekati normal, sedangkan yang lain belum ada kemajuan berarti.

Bagaimana kondisi para pasien korban arak saat dirawat RS?
Tujuh orang yang keracunan arak menjalani perawatan intensif di RS Sanglah, tiga muntah-muntah kategori hebat, tiga sesak karena gangguan pada paru-paru, dan dua orang mengalami gangguan ginjal. Berapa dosis alkohol, lama minum alkohol yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan penglihatan, tidak ada yang menyebutkan.

Apakah korban tak bisa disembuhkan dengan jalan operasi?
Tidak ada anjuran dari beberapa ahli untuk melakukan tindakan operasi, baik pada fase awal atau fase lanjut pada kebutaan akibat keracunan alkohol. Kematian langsung tidak bisa terjadi dari kebutaan, tetapi pernah dilaporkan pasien yang berusia muda putus asa, malu, dan stres karena setelah pengobatan tidak ada perbaikan. Akhirnya, pasien tersebut memilih jalan pintas.

Apakah kasus keracunan arak hanya terjadi di Bali?
Oh... tidak, saya kira hampir terjadi di semua daerah di Indonesia. Informasi keracunan arak atau minuman keras di tempat lain seperti Bandung, juga dilaporkan mengalami kematian. Pihak dinas setempat mengambil langkah, dengan gencar menempuh promosi atau memasang famlet-famlet untuk memerangi minuman keras. Sedangkan di Manado juga dilaporkan ada kematian karena minuman arak. Bahkan di sana sempat diperiksa, di mana kandungan alkohol arak mencapai sekitar 60%. Di sini masih diupayakan pemeriksaan kadar alkohol pada arak dan jenis-jenis minuman keras yang beredar di masyarakat. Persoalan penting yang harus dijawab, bila anda selalu tak terkendali minum alkohol, bersiaplah untuk buta! (http://www.kaskus.co.id/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar