3 Juli 2014

Bagaimana jika Orang-tuaku Pecandu Narkoba atau Alkohol?

”Papa bilang mau pergi memperbaiki mobil, tapi seharian tidak ada kabar. Mama mencoba meneleponnya. Tidak ada jawaban. Tak lama kemudian, aku perhatikan Mama kelihatan cemas dan bersiap-siap pergi. ’Mama mau cari Papa,’ katanya.
”Belakangan, Mama pulang—sendirian. ’Papa enggak ada ya, Ma?’ tanyaku. ’Ya,’ jawabnya.
”Seketika itu juga aku tahu bahwa itu siasat lama Papa. Dia kumat lagi. Ayahku pecandu narkoba. Sewaktu dia pulang, aku dan Mama benar-benar kalut. Keesokan harinya aku mendiamkan Papa—dan perasaanku sangat tidak enak karenanya.”—Karen, 14 tahun.
JUTAAN anak muda setiap hari menghadapi gejolak karena tinggal bersama orang tua yang kecanduan narkoba atau alkohol. Jika ayah atau ibumu diperbudak oleh kecanduan semacam itu, ia bisa jadi membuatmu malu, sedih, dan bahkan marah.
Mary, misalnya, dibesarkan oleh ayah yang kelihatannya baik di depan umum. Tetapi, dia diam-diam adalah pecandu alkohol, dan di rumah dia bersikap serta berbicara dengan kasar. ”Orang-orang sering bilang kepada kami, anak-anak, betapa beruntungnya kami punya ayah yang begitu baik,” kenang Mary dengan getir.*
Jika ayah atau ibumu kecanduan alkohol atau narkoba, bagaimana kamu bisa menghadapinya?
Memahami Penyebabnya
Pertama-tama, ada baiknya kamu mencoba memahami problem orang tuamu. ”Orang yang berpengertianlah yang mendapatkan pengarahan yang terampil,” kata Amsal 1:5. Jadi, akan bermanfaat jika kamu mencari tahu tentang apa kecanduan itu, siapa yang bisa kecanduan alkohol atau narkoba, dan mengapa.
Misalnya, pecandu alkohol bukan sekadar orang yang kadang-kadang minum berlebihan. Sebaliknya, ia menderita kelainan perilaku minum yang kronis. Ia terus memikirkan—bahkan terobsesi—dengan alkohol dan tidak dapat berhenti begitu ia mulai minum. Kecanduannya menimbulkan problem menyakitkan yang mempengaruhi keluarga, pekerjaan, dan kesehatannya.
Beberapa orang mungkin punya kecenderungan mencandu alkohol, tetapi faktor emosi tampaknya juga tersangkut. Malah, banyak pecandu alkohol sering kali memendam perasaan negatif mengenai diri mereka sendiri. (Amsal 14:13) Beberapa di antara mereka bahkan dibesarkan oleh orang tua yang peminum. Bagi orang-orang seperti itu, minum alkohol bisa membuat mereka melupakan luka emosi masa kecil. Faktor-faktor yang sama bisa jadi menyebabkan seseorang kecanduan narkoba.
Tentu saja, minum-minum atau memakai narkoba hanya memperparah masalah seseorang; pikiran dan emosinya menjadi semakin menyimpang. Itu sebabnya orang tuamu mungkin membutuhkan penanganan serius dari tenaga ahli yang terlatih agar bisa lepas dari kecanduannya.
Menyesuaikan Apa yang Kamu Harapkan
Memang, mengerti mengapa orang tuamu berperilaku begitu buruk tidak membuat masalahnya hilang. Namun, dengan memiliki sedikit pemahaman tentang kecanduannya, kamu bisa memandang orang tuamu dengan lebih beriba hati.
Misalnya, apakah kamu akan mengharapkan ayahmu bermain sepak bola denganmu jika kakinya patah? Bagaimana jika kamu tahu bahwa cedera itu diakibatkan oleh ulahnya sendiri? Pasti, kamu kecewa. Namun, kamu tentu sadar bahwa kemampuan ayahmu untuk bermain bola akan sangat terbatas jika cederanya belum sembuh. Dengan mengerti fakta itu, kamu akan dibantu untuk menyesuaikan apa yang kamu harapkan darinya.
Demikian pula, orang tua atau orang yang mencandu narkoba mengalami cacat emosi dan mental. Memang, ”cedera” itu disebabkan oleh ulahnya sendiri. Dan, kamu punya alasan untuk kesal terhadap ulah bodoh orang tuamu. Namun, sebelum orang tuamu mendapat perawatan untuk menyembuhkan kecanduannya, kemampuannya untuk mengurus kamu akan sangat terbatas. Dengan memandang masalah kecanduannya sebagai cedera yang melumpuhkan, kamu dibantu untuk menyesuaikan apa yang kamu harapkan dari dia.
Yang Bisa Kamu Lakukan
Kamu harus sadar bahwa sebelum orang tuamu memperbaiki diri, kamu harus menghadapi berbagai konsekuensi tindakannya. Sementara itu, apa yang bisa kamu lakukan?
Jangan merasa harus bertanggung jawab atas masalahkecanduan orang tuamu. Orang tuamu—dan orang tuamu saja—yang bertanggung jawab atas kecanduannya. ”Masing-masing akan memikul tanggungannya sendiri,” kata Galatia 6:5. Maka, bukanlah kewajibanmu untuk menyembuhkan orang tuamu. Kamu pun tidak diwajibkan melindungi dia dari berbagai konsekuensi kecanduannya. Misalnya, kamu tidak harus berbohong demi dia kepada atasannya atau menyeretnya masuk ke dalam rumah jika ia tidak sadarkan diri di depan rumah karena mabuk.
Anjurkan orang tuamu untuk mencari bantuan. Masalah terbesar orang tuamu mungkin adalah mengakui bahwa ia punyamasalah. Sewaktu dia dalam keadaan sadar dan tenang, orang tua yang tidak kecanduan bersama kakak-kakakmu bisa memberi tahu dia bagaimana perilakunya mempengaruhi keluarga dan apa yang perlu dia lakukan.
Selain itu, orang tuamu yang kecanduan mungkin sebaiknya menuliskan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Apayang bakal terjadi pada saya dan keluarga saya jika saya tidakberhenti minum alkohol dan memakai narkoba? Apa yang akanterjadi jika saya menghentikan kebiasaan saya? Apa yang harussaya lakukan agar bisa dibantu?
Jika suasana memanas, menyingkirlah. ”Pergilah sebelum perselisihan meledak,” kata Amsal 17:14. Jangan ambil risiko dengan mencampuri suatu pertengkaran. Jika mungkin, pergilah ke kamarmu atau ke rumah teman. Jika masih ada ancaman kekerasan, mungkin kamu perlu meminta bantuan orang lain.
Akui perasaanmu. Beberapa anak muda merasa bersalah karena kesal terhadap orang tua pecandu. Perasaan itu normal, khususnya jika karena kecanduannya, orang tuamu tidak bisa memberimu kasih dan dukungan yang kamu butuhkan. Memang, Alkitab mewajibkan kamu untuk menghormati orang tuamu. (Efesus 6:2, 3) Tetapi, ’menghormati’ berarti merespek wewenangnya, sebagaimana kamu harus merespek wewenang polisi atau hakim, bukan menyetujui kecanduan orang tuamu. (Roma 12:9) Kamu juga bukan orang yang jahat karena merasa jijik terhadap kebiasaan minumnya atau penyalahgunaan narkobanya; faktanya, penyalahgunaan zat-zat tadimemang memuakkan!—Amsal 23:29-35.
Carilah pergaulan yang membina. Apabila keadaan keluargamu kacau, kamu bisa lupa seperti apa kehidupan rumah tangga yang normal itu. Karena itu, kamu perlu menikmati pergaulan dengan orang-orang yang sehat secara rohani dan emosi. Para anggota sidang Kristen dapat memberikan banyak anjuran dan dukungan serta sesekali membantumu terbebas dari stres dalam keluarga. (Amsal 17:17) Bergaul dengan keluarga-keluarga Kristen dapat memberimu model kehidupan keluarga yang sehat untuk menangkal pola menyimpang yang kamu saksikan di rumah.
Carilah bantuan untuk dirimu sendiri. Kamu akan benar-benar terbantu jika bisa berbagi perasaan dengan orang dewasa yang matang dan dapat dipercaya. Para penatua sidang rela membantumu jika kamu membutuhkan mereka. Alkitab mengatakan bahwa pria-pria ini bisa ”seperti tempat perlindungan dari angin dan tempat persembunyian dari badai hujan, seperti aliran air di negeri yang gersang, seperti naungan tebing batu yang besar di tanah yang tandus”. (Yesaya 32:2) Jadi, jangan takut atau malu untuk mendekati mereka dan meminta penghiburan serta nasihat.
(http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/1102008123)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar