Narkoba menjadi musuh bersama umat manusia. Banyak yang memerangi barang haram ini. Bahkan, mantan walikota ini sampai mengorbankan nyawanya untuk melawan geng narkoba.
Ibu tiga anak ini tak kenal takut melawan narkoba. Kejadian itu berlangsung cepat. Maria dan si kecil keluar dari rumah tepat pukul 8.30 pagi. Selanjutnya, di jalan besar sebuah mobil menghadangnya. Dua lelaki menyuruhnya keluar.
Menurut beberapa saksi, Maria menerima beberapa kekerasan fisik saat penculikan itu berlangsung. Naas bagi walikota Tiquicheo periode 2008-2011 itu delapan hari kemudian ditemukan tanpa nyawa. Kondisinya sangat mengenaskan. Jenazahnya tergeletak di sebuah pertanian lengkap dengan jejak-jejak penyiksaan.
Lolos dari Maut
Sebelumnya, Maria selalu lolos dari beberapa kali percobaan pembunuhan yang dilakukan kartel atau organisasi kriminal pengedar narkoba. Serangan pertama konon ditujukan untuk suaminya, Jose Sanchez Chavez yang juga seorang mantan walikota. Sedangkan serangan kedua memang untuk dirinya yang giat memerangi kartel-kartel pengedar narkoba.
Pada serangan ketiga, sang dokter ternyata tak lolos dari maut. Dia meninggalkan seorang putri dan dua putra, juga suami keduanya yang bernama Nereo Delgado Patinoran.
Percobaan pembunuhan pertama diterima Maria Santos Gorrostieta setelah terpilih menjadi walikota Tiquicheo, sebuah distrik di Michoacan, bagian barat Mexico City pada tahun 2008. Michoacan adalah basis beberapa organisasi pengedar narkoba yang mengerikan. Seperti La Familia Michoacana, the Knights Templar Cartel, dan the Sinaloa Cartel.
Pada Oktober 2009, Maria kembali diserang. Saat mengendarai mobil bersama suami pertamanya, Jose Sanchez Chavez, hujan tembakan datang dari para penembak jitu. Di kota El Limone itu, suaminya meninggal. Namun Maria bertahan hidup meski luka parah.
Tiga bulan kemudian, 23 Januari 2010, sekelompok pria bertopeng kembali menyerangnya dengan senapan otomatis di jalan antara Michoacan dan Guerreo. Van yang ditumpanginya tembus oleh 30 peluru. Tiga peluru mengenai wanita yang baru tiga bulan menjanda itu.
Cedera Maria kali ini lebih parah. Tetapi, Maria masih bertahan hidup. Wanita cantik itu pulih dengan dihiasi aneka luka. Maria menderita namun pantang menyerah.
Sembari menunjukkan keadaannya, Maria bersumpah tak akan menyerah melawan narkoba. ”Di kehidupan yang akan datang, mungkin saya akan mengundurkan diri dari posisi saya sekarang dan juga tanggungjawab saya sebagai pemimpin Tiquicheo,” kata wanita Katolik ini.
”Tetapi hari ini, tidak! Tidak mungkin saya menyerah karena saya punya tiga anak. Mereka saya didik dengan cara memberi teladan. Dan saya juga tidak akan menyerah demi kenangan atas lelaki dalam hidup saya, ayah tiga anak saya. Orang yang mampu mengajari saya nilai-nilai kehidupan dan juga memperjuangkannya,” lanjutnya.
”Meski dia tidak bersama kita lagi sekarang, dia terus menjadi cahaya yang menuntun saya dalam mengambil keputusan. Saya berjuang dari hari ke hari untuk menghapus kengerian yang saya jalani ini. Agar siapapun yang tak pantas mengalami ini tidak ikut menderita” tambah Maria.
”Sekalipun hidup saya terancam, yang ada dalam pikiran saya hanya tanggungjawab saya atas warga. Mereka anak-anak, kaum perempuan, orang-orang tua, dan para lelaki yang setiap hari bertaruh nyawa demi sepotong roti untuk anak-anaknya,” ujar Maria.
Sebelumnya, Maria selalu lolos dari beberapa kali percobaan pembunuhan yang dilakukan kartel atau organisasi kriminal pengedar narkoba. Serangan pertama konon ditujukan untuk suaminya, Jose Sanchez Chavez yang juga seorang mantan walikota. Sedangkan serangan kedua memang untuk dirinya yang giat memerangi kartel-kartel pengedar narkoba.
Pada serangan ketiga, sang dokter ternyata tak lolos dari maut. Dia meninggalkan seorang putri dan dua putra, juga suami keduanya yang bernama Nereo Delgado Patinoran.
Percobaan pembunuhan pertama diterima Maria Santos Gorrostieta setelah terpilih menjadi walikota Tiquicheo, sebuah distrik di Michoacan, bagian barat Mexico City pada tahun 2008. Michoacan adalah basis beberapa organisasi pengedar narkoba yang mengerikan. Seperti La Familia Michoacana, the Knights Templar Cartel, dan the Sinaloa Cartel.
Pada Oktober 2009, Maria kembali diserang. Saat mengendarai mobil bersama suami pertamanya, Jose Sanchez Chavez, hujan tembakan datang dari para penembak jitu. Di kota El Limone itu, suaminya meninggal. Namun Maria bertahan hidup meski luka parah.
Tiga bulan kemudian, 23 Januari 2010, sekelompok pria bertopeng kembali menyerangnya dengan senapan otomatis di jalan antara Michoacan dan Guerreo. Van yang ditumpanginya tembus oleh 30 peluru. Tiga peluru mengenai wanita yang baru tiga bulan menjanda itu.
Cedera Maria kali ini lebih parah. Tetapi, Maria masih bertahan hidup. Wanita cantik itu pulih dengan dihiasi aneka luka. Maria menderita namun pantang menyerah.
Sembari menunjukkan keadaannya, Maria bersumpah tak akan menyerah melawan narkoba. ”Di kehidupan yang akan datang, mungkin saya akan mengundurkan diri dari posisi saya sekarang dan juga tanggungjawab saya sebagai pemimpin Tiquicheo,” kata wanita Katolik ini.
”Tetapi hari ini, tidak! Tidak mungkin saya menyerah karena saya punya tiga anak. Mereka saya didik dengan cara memberi teladan. Dan saya juga tidak akan menyerah demi kenangan atas lelaki dalam hidup saya, ayah tiga anak saya. Orang yang mampu mengajari saya nilai-nilai kehidupan dan juga memperjuangkannya,” lanjutnya.
”Meski dia tidak bersama kita lagi sekarang, dia terus menjadi cahaya yang menuntun saya dalam mengambil keputusan. Saya berjuang dari hari ke hari untuk menghapus kengerian yang saya jalani ini. Agar siapapun yang tak pantas mengalami ini tidak ikut menderita” tambah Maria.
”Sekalipun hidup saya terancam, yang ada dalam pikiran saya hanya tanggungjawab saya atas warga. Mereka anak-anak, kaum perempuan, orang-orang tua, dan para lelaki yang setiap hari bertaruh nyawa demi sepotong roti untuk anak-anaknya,” ujar Maria.
Perang Narkoba
Ungkapan hati Maria yang baru pulih dari penembakan dan kecelakaan itu menyentuh demikian banyak orang. Maria meneruskan kerjanya dan berjuang mendapatkan kursi di kongres Meksiko. Sayang usahanya gagal karena kurang mendapat dukungan.
Dia lantas menikah kembali dan menjauh dari publik. Setelah tak lagi menjabat, Maria menjalani hidup sebagai ibu rumah tangga. Tetapi, keberaniannya ternyata masih mengundang para geng narkoba untuk memburunya. Apalagi, dia tak lagi didampingi tim pengamanan. Hanya polisi sesekali mengawalnya sejak Januari 2012.
Maria memang telah wafat. Tetapi, kepergiannya menjadi semangat bagi Meksiko berperang melawan narkoba. Beberapa media dengan tegas menyebut Maria sebagai ’Pahlawan Abad 21’.
Meksiko selama ini tak aman dari geng-geng pengedar narkoba. Apalagi sejak Presiden Felipe Calderon meluncurkan aturan tentang obat pada tahun 2006. Lebih dari 50 ribu orang terbunuh dalam perang antara kartel-kartel narkoba dan tentara. Bahkan, tidak sedikit walikota di Meksiko yang menjadi korban. bbs/end/foto : net/http://nyata.co.id/
Ungkapan hati Maria yang baru pulih dari penembakan dan kecelakaan itu menyentuh demikian banyak orang. Maria meneruskan kerjanya dan berjuang mendapatkan kursi di kongres Meksiko. Sayang usahanya gagal karena kurang mendapat dukungan.
Dia lantas menikah kembali dan menjauh dari publik. Setelah tak lagi menjabat, Maria menjalani hidup sebagai ibu rumah tangga. Tetapi, keberaniannya ternyata masih mengundang para geng narkoba untuk memburunya. Apalagi, dia tak lagi didampingi tim pengamanan. Hanya polisi sesekali mengawalnya sejak Januari 2012.
Maria memang telah wafat. Tetapi, kepergiannya menjadi semangat bagi Meksiko berperang melawan narkoba. Beberapa media dengan tegas menyebut Maria sebagai ’Pahlawan Abad 21’.
Meksiko selama ini tak aman dari geng-geng pengedar narkoba. Apalagi sejak Presiden Felipe Calderon meluncurkan aturan tentang obat pada tahun 2006. Lebih dari 50 ribu orang terbunuh dalam perang antara kartel-kartel narkoba dan tentara. Bahkan, tidak sedikit walikota di Meksiko yang menjadi korban. bbs/end/foto : net/http://nyata.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar