Tribun Jogja/Agung Ismiyanto
Korban miras oplosan masih dirawat di Puskesmas Salaman I hingga Rabu (8/10/2014) sore. Mereka menyesal setelah pesta miras yang mengakibatkan 12 orang di tiga kecamatan tewas usai menenggak miras oplosan itu.
Rohmat (32), warga Dusun Curug, Desa Sidoagung, Kecamatan Tempuran akhirnya harus mendapatkan perawatan intensif di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Salaman I, Kamis (9/10/2014). Pria yang bekerja sebagai sopir truk itu dilarikan ke Puskesmas Rabu (8/10/2014) sore.
Dia setelah mengalami mual dan pusing, usai ikut pesta minuman keras (miras) oplosan, di Desa Sidoagung, Minggu (5/10/2014) lalu.
Rohmat mengatakan, dia menjalani rawat inap di ruang teratai Puskesmas Salaman I setelah kondisi tubuhnya tidak bugar. Saat dibawa ke Puskesmas, dia mengaku mengalami pusing, dan perutnya melilit.
Kakak kandung Darori, korban miras oplosan yang telah meninggal dunia ini juga mengaku sempat menenggak miras oplosan kurang lebih empat sloki.
"Awalnya saya tidak ada apa-apa. Saya juga sempat mengantar batu alam dari Yogyakarta menuju Kediri. Habis itu saya sudah ga kuat dan perut rasanya mual," katanya saat ditemui di Puskesmas, tadi siang.
Dia mengaku minum bersama dengan empat orang lainnya yang masih satu kelompok minum dengan adiknya Darori, yang meninggal Selasa (7/10/2014) malam.
Kelompok peminum itu yakni Yuli, David, Imam Akhjad Fauzi (27), warga Desa Jogomulyo, Darori warga Dusun Curug, Sidoagung, Arif Muhyani, dan Akhiriawan.
Menurut Rohmat, mereka melakukan pesta miras oplosan yang dicampur dengan minuman ringan Big Cola, dan minuman energi Kratingdaeng, Minggu (5/10/2014) pukul 09.00 WIB di sebuah gubug pembuatan batu bata Desa Sidoagung, Kecamatan Tempuran.
"Saya minum selama empat putaran sloki. Kalau dijumlah mungkin satu gelas. Saat itu juga ada makanan ringan berupa kacang atom," katanya. (tribunjogja.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar