4 Desember 2014
Dua Tahun, 155 Nyawa Melayang Akibat 'Air Api'
Minuman keras oplosan selalu memakan korban jiwa. Berdasarkan data yang diolah Tempo, dalam dua tahun, sekitar 155 nyawa melayang setelah menenggak minuman keras oplosan.
Kasus terbesar adalah di Mojokerto, Jawa Timur. Pada Januari 2014, sebanyak 17 orang tewas setelah menenggak minuman keras oplosan jenis cukrik. Korban sering mencampur cukrik dengan minuman pembangkit energi dan teh bersoda dalam pesta cukrik di Surabaya, Jawa Timur.
Miras berjenis cukrik ini pernah memakan korban setahun sebelumnya. Pada September 2013, 14 orang tewas setelah menenggak Cukrik di Surabaya, Jawa Timur.
Sebelum itu, 23 Agustus 2013, sebanyak 14 nyawa melayang setelah menenggak minuman keras oplosan. Barang haram itu didapat dari toko jamu di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Ada pula kasus yang melibatkan turis asing. Pada Mei 2013, Cheznye Emmons, 23 tahun, turis backpacker asal Inggris tewas di Medan. Beberapa hari sebelumnya, ia menenggak minuman keras oplosan di sebuah warung. Sebelum meregang nyawa, "air api" ini sempat membuat matanya buta.
Kasus terbaru, pada 3 Desember 2014, 10 orang tewas dan 12 lainnya masih dirawat di RSUD Sumedang, Jawa Barat. Di Jakarta Timur, pada hari yang sama, tiga nyawa melayang akibat minuman sejenis. (www.tempo.co)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar