net
vodka
Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu (24/12/2014), memerintahkan jajaran pemerintahnya untuk mengendalikan kenaikan harga vodka sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan popularitasnya di tengah krisis ekonomi yang membelenggu negaranya.
Kepada
para pejabat pemerintahannya dari pusat hingga daerah, Putin mengatakan
mahalnya harga vodka akan mendorong produksi barang palsu yang
memperbesar risiko kesehatan bagi peminumnya dibandingkan produk legal.
Rusia sekarang sedang menghadapi krisis ekonomi terburuk setelah krisis global pada 1998, dengan anjloknya nilai tukar rubel dan kegagalan pemerintahannya membayar utang. Padahal, selama ini popularitas Putin antara lain tersokong kemampuannya dalam mewujudkan kesejahteraan dan kestabilan di Rusia.
"Harga vodka yang terlalu mahal hanya akan meningkatkan konsumsi produk palsu," kata Putin, yang selama ini juga selalu mempromosikan gaya hidup sehat. "Saya kira struktur (pemerintahan) terkait harus mempertimbangkan itu," lanjut dia.
Eiset yang dipimpin oleh sebuah universitas internasional pada tahun lalu mendapati seperempat warga lelaki Rusia mati sebelum berusia pertengahan 50 tahun. Kegemaran mereka menenggak minuman beralkohol—termasuk vodka—dituding sebagai penyebabnya.
Pemerintah Rusia mengatur harga eceran setengah liter vodka naik sekitar 30 persen sejak tahun lalu, menjadi 220 rubel, setara sekitar Rp 50.000. Rusia juga memperketat aturan untuk para produsen vodka dan bir, termasuk bagi Synergy di Rusia, CEDC dari Polandia, dan Carlsberg dari Denmark.
Ekonomi Rusia tergelincir menuju resesi pada 2015, seiring anjloknya harga minyak dunia dan jatuhnya sanksi Barat terkait tudingan keterlibatan Rusia dalam konflik di Ukraina. Inflasi tahunan Rusia diperkirakan bakal melebihi 10 persen pada tahun ini. (http://banjarmasin.tribunnews.com)
Rusia sekarang sedang menghadapi krisis ekonomi terburuk setelah krisis global pada 1998, dengan anjloknya nilai tukar rubel dan kegagalan pemerintahannya membayar utang. Padahal, selama ini popularitas Putin antara lain tersokong kemampuannya dalam mewujudkan kesejahteraan dan kestabilan di Rusia.
"Harga vodka yang terlalu mahal hanya akan meningkatkan konsumsi produk palsu," kata Putin, yang selama ini juga selalu mempromosikan gaya hidup sehat. "Saya kira struktur (pemerintahan) terkait harus mempertimbangkan itu," lanjut dia.
Eiset yang dipimpin oleh sebuah universitas internasional pada tahun lalu mendapati seperempat warga lelaki Rusia mati sebelum berusia pertengahan 50 tahun. Kegemaran mereka menenggak minuman beralkohol—termasuk vodka—dituding sebagai penyebabnya.
Pemerintah Rusia mengatur harga eceran setengah liter vodka naik sekitar 30 persen sejak tahun lalu, menjadi 220 rubel, setara sekitar Rp 50.000. Rusia juga memperketat aturan untuk para produsen vodka dan bir, termasuk bagi Synergy di Rusia, CEDC dari Polandia, dan Carlsberg dari Denmark.
Ekonomi Rusia tergelincir menuju resesi pada 2015, seiring anjloknya harga minyak dunia dan jatuhnya sanksi Barat terkait tudingan keterlibatan Rusia dalam konflik di Ukraina. Inflasi tahunan Rusia diperkirakan bakal melebihi 10 persen pada tahun ini. (http://banjarmasin.tribunnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar