Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Irjen Dedy Fauzi Elhakim, mengaku
heran dengan lemahnya pengawasan di semua bandara Malaysia tersebut.
"Saya tidak habis pikir, kok bisa penyelundup narkoba keluar dari bandara bawa sabu tapi tidak terdeteksi," ujar Dedy di kantornya, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (7/7/2015).
BNN menangkap tiga tersangka dengan dua diantaranya menyelundupkan sabu di selangkangannya. Dedy menambahkan, pengungkapan tiga tersangka berawal dari penyelidikan BNN terhadap pelaku berinisial W (31) dan HS (31).
Dia mempertanyakan penjagaan pada titik keluar dan masuk Malaysia yang dianggap rentan. "Mereka lolos setelah sabu dilekatkan di selangkangan, sudah berkali-kali padahal," imbuhnya.
Kepala Humas BNN, Kombes Pol Slamet Pribadi, menambahkan, pemerintah Indonesia dengan Malaysia juga telah memiliki perjanjian pemberantasan narkoba.
"Secara G to G (goverment to goverment) sudah, P to P (person to person) juga sudah, tapi asal sabu juga masih banyak diperoleh dari Malaysia," pungkasnya.
"Saya tidak habis pikir, kok bisa penyelundup narkoba keluar dari bandara bawa sabu tapi tidak terdeteksi," ujar Dedy di kantornya, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (7/7/2015).
BNN menangkap tiga tersangka dengan dua diantaranya menyelundupkan sabu di selangkangannya. Dedy menambahkan, pengungkapan tiga tersangka berawal dari penyelidikan BNN terhadap pelaku berinisial W (31) dan HS (31).
Dia mempertanyakan penjagaan pada titik keluar dan masuk Malaysia yang dianggap rentan. "Mereka lolos setelah sabu dilekatkan di selangkangan, sudah berkali-kali padahal," imbuhnya.
Kepala Humas BNN, Kombes Pol Slamet Pribadi, menambahkan, pemerintah Indonesia dengan Malaysia juga telah memiliki perjanjian pemberantasan narkoba.
"Secara G to G (goverment to goverment) sudah, P to P (person to person) juga sudah, tapi asal sabu juga masih banyak diperoleh dari Malaysia," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar