21 Juli 2015

Rehabilitasi Pecandu Narkoba, Dzikir Sampai Tertidur

 
Warga binaan Yayasan Al-Islamy Kalibawang mengikuti kegiatan pembinaan ekonomi dengan memanen telur burung puyuh yang mereka kelola. (Foto: Asrul Sani)
 
 Dalam upaya merehabilitasi para pecandu narkoba dari sisi spritualitas agama, bulan Ramadan merupakan waktu yang paling bagus. Dengan melaksanakan berbagai ibadah wajib dan sunah selama bulan suci ini, otomatis menambah volume terapi para warga binaan sebagai upaya meningkatkan ketakwaan mereka kepada Allah SWT.
"Ada dua metode rehabilitasi yang kami kembangkan. Spritualitas agama, mengajak sekaligus mewajibkan semua warga binaan melaksanakan ibadah solat wajib lima waktu dan solat-solat sunah. Metode lanjutan mengikuti keterampilan beternak burung puyuh, ayam, perikanan lele dan pertanian," kata Ketua Pelaksana Yayasan Al-Islamy Pondok Pesantren Rehabilitasi Mental Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA), Hj Puji Utari SE di Pedukuhan Padaan Wetan Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang, Kulonprogo, Rabu (08/07/2015).
Pimpinan dan pengelola serta petugas pendamping dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kementerian Sosial RI sebanyak 10 orang memiliki program unggulan dalam merehabilitasi warga binaan di Yayasan Al-Islamy Kalibawang. Setelah para pecandu menunaikan solat Isya, mereka disuruh tidur kemudian pada tengah malam dibangunkan untuk mandi lalu Salat tahajud.
"Setelah Salat Tahajud, semua warga binaan wajib melaksanakan dzikir Laillahailallah secapeknya sampai tertidur sehingga melupakan narkoba. Setiap malam Jumat mereka juga dirukyah," tambahnya.
Dalam merehabilitasi pecandu sehingga kesehatan jasmani, rohani, mental, moral dan spritual mereka benar-benar pulih, pimpinan yayasan bersama pembimbing (konselor) menerapkan cara kombinasi antara metode spritualitas agama dan pendekatan kasih sayang. Kendati demikian, tidak menyurutkan minat berbagai pihak dalam menitipkan anggota keluarga mereka yang kecanduan narkoba.
Hingga saat ini jumlah warga binaan Yayasan Al-Islamy 37 orang, 5 orang diantaranya merupakan penghuni lama dan rasanya tidak mungkin akan meninggalkan kompleks yayasan tersebut sebab keluarga kelima orang tersebut sepertinya sudah tidak mengakui mereka lagi. 
sumber: http://krjogja.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar