"Ada dua metode
rehabilitasi yang kami kembangkan. Spritualitas agama, mengajak
sekaligus mewajibkan semua warga binaan melaksanakan ibadah solat wajib
lima waktu dan solat-solat sunah. Metode lanjutan mengikuti keterampilan
beternak burung puyuh, ayam, perikanan lele dan pertanian," kata Ketua
Pelaksana Yayasan Al-Islamy Pondok Pesantren Rehabilitasi Mental Korban
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA),
Hj Puji Utari SE di Pedukuhan Padaan Wetan Desa Banjarharjo Kecamatan
Kalibawang, Kulonprogo, Rabu (08/07/2015).
Pimpinan dan pengelola serta petugas pendamping dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kementerian Sosial RI sebanyak 10 orang memiliki program unggulan dalam merehabilitasi warga binaan di Yayasan Al-Islamy Kalibawang. Setelah para pecandu menunaikan solat Isya, mereka disuruh tidur kemudian pada tengah malam dibangunkan untuk mandi lalu Salat tahajud.
"Setelah Salat Tahajud, semua warga binaan wajib melaksanakan dzikir Laillahailallah secapeknya sampai tertidur sehingga melupakan narkoba. Setiap malam Jumat mereka juga dirukyah," tambahnya.
Dalam merehabilitasi pecandu sehingga kesehatan jasmani, rohani, mental, moral dan spritual mereka benar-benar pulih, pimpinan yayasan bersama pembimbing (konselor) menerapkan cara kombinasi antara metode spritualitas agama dan pendekatan kasih sayang. Kendati demikian, tidak menyurutkan minat berbagai pihak dalam menitipkan anggota keluarga mereka yang kecanduan narkoba.
Hingga saat ini jumlah warga binaan Yayasan Al-Islamy 37 orang, 5 orang diantaranya merupakan penghuni lama dan rasanya tidak mungkin akan meninggalkan kompleks yayasan tersebut sebab keluarga kelima orang tersebut sepertinya sudah tidak mengakui mereka lagi.
sumber: http://krjogja.com
Pimpinan dan pengelola serta petugas pendamping dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kementerian Sosial RI sebanyak 10 orang memiliki program unggulan dalam merehabilitasi warga binaan di Yayasan Al-Islamy Kalibawang. Setelah para pecandu menunaikan solat Isya, mereka disuruh tidur kemudian pada tengah malam dibangunkan untuk mandi lalu Salat tahajud.
"Setelah Salat Tahajud, semua warga binaan wajib melaksanakan dzikir Laillahailallah secapeknya sampai tertidur sehingga melupakan narkoba. Setiap malam Jumat mereka juga dirukyah," tambahnya.
Dalam merehabilitasi pecandu sehingga kesehatan jasmani, rohani, mental, moral dan spritual mereka benar-benar pulih, pimpinan yayasan bersama pembimbing (konselor) menerapkan cara kombinasi antara metode spritualitas agama dan pendekatan kasih sayang. Kendati demikian, tidak menyurutkan minat berbagai pihak dalam menitipkan anggota keluarga mereka yang kecanduan narkoba.
Hingga saat ini jumlah warga binaan Yayasan Al-Islamy 37 orang, 5 orang diantaranya merupakan penghuni lama dan rasanya tidak mungkin akan meninggalkan kompleks yayasan tersebut sebab keluarga kelima orang tersebut sepertinya sudah tidak mengakui mereka lagi.
sumber: http://krjogja.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar