7 Agustus 2015

Mengenang Lapen di Jalan Solo Tahun 90an

 Nama lapen sendiri saat ini sudah tak asing di telinga. Minuman ini mulai muncul sejak 1985 dan mendapat tempat di Jogja sejak tahun 1990-an. Minuman yang dibuat dari campuran alkohol 90 persen, air putih, gula, dan obat tetes mata ini makin populer di awal hingga pertengahan tahun 90an.  Banyak juga mahasiswa yang membelinya. Khususnya di Jalan Solo, yang kala itu marak dengan peredaran lapen.
Miras
Istimewa
“Dulu mahasiswa kalau beli kodenya wedang galak. Tempatnya di depan swalayan tempat saya kerja dulu. Harganya dulu Rp2 ribu, biasanya banyak mahasiswa patungan,” kata Agus, pecinta Lapen di Jalan Solo yang kini sudah insyaf tersebut.
Dikisahkan Agus, selain mahasiswa, ada juga warga yang membeli lapen di depan swalayannya. Namun, saat itu konsumsi lapen masih wajar-wajar saja, tidak seperti sekarang. “Dulu enggak pernah tuh dicampur aneh-aneh. Sekarang aja yang rada gimana gitu, dicampur obat nyamuk lah apalah, sudah pasti bahaya,” ceritanya.
Lapen di Jalan Solo tidak lagi populer saat memasuki akhir 90an. Banyak tempat berjualan lain dengan harga yang murah dan campuran baru yang dianggap menyegarkan. “Misalnya tahun 1998 muncul lapen susu yang dulu dikenal lapen macam. Jadi makin sepi yang di Jalan Solo,” kenangnya.
sumber: http://beritajogja.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar