Sungai Samin berubah hitam pekat/radar solo.co.id
Sungai Samin di Mojolaban dan wilayah Polokarto berubah mengerikan. Warna air menjadi hitam pekat dan juga berbau. Kejadian ini diduga akibat kali tercemar oleh limbah dari produksi ciu.
Tak hanya air kali, menurut pengakuan warga setempat sumurnya kini juga mulai tercemar oleh limbah ciu ini.
Terkait hal ini masyarakat pun melayangkan surat yang sudah ditanda tangani beserta cap resmi dari sejumlah Ketua RW dan RW kepada DPRD dan Pemkab Sukoharjo. Pengaduan ini didukung dari RT 01, 02, 03, 04 RW 04 Dusun Bakalan, Polokarto dan juga dari RW 05.
Dugaan pencemaran limbah ciu ini dikuatkan dengan tanah di sekitar kali yang sudah tak bisa untuk ditanami. Selain itu ikan-ikan disungai juga sudah mulai sulit untuk ditemukan.
salah satu warga juga mengaku sumurnya menjadi korban pencemaran. Singkat cerita, beberapa waktu lalu ada petani yang menyedot air kali Samin untuk mengaliri sawahnya. Akibatnya sumur-sumur disekitar sawah ikut tercemar, bau. Ia pun pasrah karena sumur tak bisa lagi untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Mengutip dari RadarSolo, menurut Jigong Sarjanto, Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, pabrik ciu tak hanya buang limbah produksinya di Kali Samin, namun juga ada sebagian yang dibuang ke saluran induk irigasi.
Kerugiannya adalah tanaman yang memanfaatkan pengairan dari air irigasi tersebut tak bisa hidup normal bahkan banyak yang mati.
”Yang ada di Bakalan (perajin) itu membuang ke Kali Samin, Ngombakan ke saluran irigasi Tor 11, dan yang dari Bekonang dibuang ke saluran induk,” jelas Jigong.
Menurut keterangannya, sudah pernah para warga melakukan aksi demo dan berharap Pemkab segera menindak atas kejadian ini. Tentu para warga tak mau menjadi korban dari para pengusaha ciu-ciu ini. Jigong Sarjanto juga menjelaskan bahwa sebenarnya Pemkab punya perda tentang ciu. Namun ia juga mempertanyakan implementasinya.
sumber: http://soloupdate.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar