31 Desember 2015

BNNP Babel Rehabilitasi 413 Pecandu Narkoba Sepanjang 2015

BNNP Babel Rehabilitasi 413 Pecandu Narkoba Sepanjang 2015
BANGKA POS/DEDDY MARJAYA
Kabid Rehabilitasi BNN Provinsi Kep Bangka Belitung, Haropan 


Sepanjang tahun 2015 Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kep Bangka Belitung telah merehab sebanyak 413 pencadu narkoba, terdiri dari 329 laki-laki dan 84 orang perempuan.
Hal ini diungkapkan oleh Kabid Rehabilitasi BNN Provinsi Kep Bangka Belitung, Haropan, Rabu (30/12/2015).
Pecandu narkoba yang direhab ini kecanduan berbagai jenis nseperti sabu 235 orang, ganja 58 orang, ektasi, 52 orang, alkohol 26 orang, Opiat 17 orang, sedatif 7 orang, Inhalan 3 orang, zat ganda 15 orang.
"Mereka yang direhab ada yang rawat jalan dan rawat inap dilakukan berdasarkan tingkat kecanduannya khusus untuk rawat inap dilakukan di SPN Lubuk Bunter," kata Haropan mewakili Kepala BNN Babel Kombes (Pol) Setyo Raharjo.
Ditambahkannya, berdasarkan atas dasar rehabilitasi paling tinggi adalah hasil razia sebanyak 156 orang, jangkau 80 kemudian tindak lanjut 77 orang, pengembangan kasus 73 orang, Voluntary (kesadaran sendiri) 23 orang dan rujukan BNNK 4.
Berhasil tidaknya rehabilitasi yang dilakukan sangat berpegaruh dari lingkungan pengguna narkoba tersebut.
Di sinilah peran serta keluarga untuk terus memagari para mantan pencandu ini agar tidak lagi berhubungan dengan narkoba.
"Pengaruhnya sangat besar peran keluarga agar para mantan pecandu ini tidak lagi menggunakan narkoba," kata Haropan.
Selain itu Haropan juga meghimbau kepada para pengguna atau keluarganya yang ingin direhabilitasi untuk menghubungi pihak BNN Babel.
Rehabilitasi terhadap pecandu ini akan dilakukan selama 3 bulan tanpa dipungut biaya apapun di SPN Lubuk Bunter.
Saat ini kesadaran untuk membawa pecandu untuk direhabilitasi dengan Keasadarn sendiri masih rendah.
Padahal berdasarkan peringkat pecandu narkoba Bangka Belitung menempati peringkat 4 seluruh Indonesia. Ini harus menjadi perhatian.
"Tapi perlu dicatat tingginya peringakt pencandu Babel karena perbandingannya jumlah penduduk padahal jumlah penduduk Babel tidak banyak," kata Haropan.
 sumber: TRIBUNNEWS.COM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar