6 Agustus 2016

Mahasiswa Kalteng Tolak Pabrik Miras

Mencuatnya isu rencana pembangunan pabrik minuman keras (miras) di Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, menuai protes. Salah satu aksi penolakan itu muncul dari kalangan mahasiswa.
Koordinator Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalteng Endra Rosana, menyampaikan keberatan mereka terhadap adanya rencana pembangunan minuman keras di Kotim, Minggu (10/5) kemarin.
Menurutnya hal itu sudah tidak sejalan dengan program pemerintah yang menyerukan perang terhadap narkoba. Pasalnya, minuman keras erat kaitannya dengan narkoba.
“Selain itu, minuman keras bisa memicu kriminal di masyarakat.  Orang yang mabuk kerap menganggu orang lain. Tidak ada untungnya bagi daerah Kotim. Mustahil hanya karena ingin mendongkrak pendapatan asli daerah, lalu menyetujui hal itu,” tegas Endra.

Justru lanjutnya, yang dilakukan pemerintah daerah adalah mengontrol dan mengawasi peredaran minuman keras saat ini. Yang boleh dijual bebas dan kalangan terbatas harus mulai ditertibkan, jangan sampai orang begitu mudah mendapatkan minuman keras karena akan merusak generasi muda.
“Misalnya kalangan remaja saat ini sudah akrab dengan minuman keras, lama kelamaan mereka akan mencoba yang lain yakni narkoba ketika dewasa. Selain itu, namanya minuman keras sudah jelas-jelas dilarang agama, khususnya Islam. Memang rencana pembangunan pabrik itu masih kabar dan belum pasti. Namun kami sudah menolaknya terlebih dahulu sebelum terlanjur dibangun,” tegasnya.
Selain minuman keras, masyarakat Kotim khususnya yang tinggal di Kota Sampit juga mengeluhkan izin tempat hiburan malam yang berdekatan dengan sekolahan.
Bahkan berada di jalan protokol utama Kota Sampit, yakni Jalan Ahmad Yani. Di seberangnya ada SMPN 2 dan SMPN 1 Sampit, walaupun pengelola berdalih hanya dibuka pada malam hari, namun setiap hari selama tiga tahun para pelajar SMP melihat lokasi itu.
“Bayangkan, lama-kelamaan mereka akan terbiasa dengan tempat hiburan malam, walaupun hanya melihat dari luar. Lama-kelamaan akan mencoba masuk karena ingin tahu apa isinya. Tapi memang Pemkab Kotim aneh karena memberikan izin usaha. Tidak habis pikir kami selaku masyarakat Sampit,” kata Sulaiman, warga Sampit. (dhonny)



Sumber: www.teraskreasi.com


http://mediakalimantan.com/artikel-5154-mahasiswa-kalteng-tolak-pabrik-miras.html#ixzz4GbuRvrP9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar