Dooor! Tois
Silitonga (30) langsung tergeletak bersimbah darah. Kepala warga
Kecamatan Kumpehulu, Muarojambi, itu bolong tertembus peluru.
Penembaknya diduga seorang oknum polisi Bripka Rindang Pasaribu (35).
Disebut-sebut, antara Rindang dengan korban masih berkawan dan saat
kejadian mereka usai minum tuak di warung tuak milik Promen Nainggolan,
Lorong Selamat, RT 16 Desa Kasang Kumpeh, Kumpehulu, Muarojambi. Diduga
mereka mabuk bersama beberapa orang lainnya.
Tois sempat dilarikan ke di Rumah Sakit Raden Mattaher (RSRM), namun
nyawanya keburu melayang. Rindang sendiri berhasil dicokok anggota
Bidang Profesi Pengamanan (Propam) Polda Jambi dan anggota Poltabes
Jambi sekitar pukul 12.00. Tragedi berdarah itu sendiri terjadi sekitar
pukul 05.30 pagi kemarin (5/7). Lokasinya, persis di depan warung tuak
tempat mereka mabuk-mabukan. Polisi yang bertugas di Kesatuan Pelaksana
Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Poltabes Jambi di Talangduku itu diciduk di
kediaman saudaranya di kawasan Jembatan Aurduri.
Kronologis kejadian, berdasar informasi yang dihimpun Jambi Independent
(grup JPNN), sejak pukul 23.00 malam sebelum penembakan, Rindang, Tois,
dan beberapa orang lainnya nongkrong di warung tuak langganan mereka
itu. Kabarnya, diduga karena dalam keadaan mabuk, Rindang sering
mengacung-acungkan senjata api (senpi) yang dibawanya. Malam makin larut
dan Rindang pun berniat pulang. Namun, masih di depan warung, dia
terjatuh dari sepeda motornya. Tois membantu. Tois juga mengambil senpi
sahabatnya itu. Menurut keterangan warga, mungkin Tois bertujuan agar
senpi itu tidak disalahgunakan.
Namun, sampai di rumah Rindang sadar senpinya hilang. Dia pun kembali ke
warung, tetapi senjata itu tak ditemukan. Tois pun tak di sana lagi.
Maka, dia menyusul Tois yang kabarnya berada di kompleks pelacuran
Payosigadung alias Pucuk. Pukul 01.00 dinihari tanggal 5 Juli, keduanya
bertemu di tempat itu. Namun, Tois tak mengaku menyimpan senpi tersebut.
Rindang pun kembali ke warung tuak di Kasang Kumpeh untuk mengulang
pencarian. Sekitar pukul 05.30, Tois juga datang kembali ke warung itu.
Dia langsung menyerahkan senpi Rindang.
Merasa dipermainkan, saat itulah Rindang naik pitam. Dia kesal karena
Tois tidak mengaku saat ditanyai di Pucuk. Sambil marah-marah, Rindang
menunjuk-nunjuk Tois dengan pistolnya. Tois yang merasa terancam,
berusaha mengambil pistol itu. Informasinya, keduanya lalu terlibat
tarik-menarik. Tiba-tiba, pistol itu meletus dan seketika Tois roboh
bersimbah darah. Melihat ini, Rindang kabur. Sementara, Tois dilarikan
ke RS Raden Mattaher dan warga Jerambah Bolong, Lingkar Selatan, Jambi
Selatan, Kota Jambi, itu pun tewas di sana.
Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah menjelaskan, usai diringkus di
kawasan Jembatan Aurduri, Rindang diperiksa di Mapoltabes Jambi.
Selanjutnya, dia dilimpahkan ke Mapolda Jambi. "Sampai sore kemarin
Rindang masih menjalani pemeriksaan di Bid Propam Polda Jambi. Barang
bukti berupa senpi organik jenis revolver sudah disita," katanya.
Ditanya sanksi yang bisa dijatuhkan ke oknum polisi itu, Almansyah
mengatakan, bisa saja dilakukan pemecatan. Namun, pihaknya tidak mau
buru-buru dan harus menunggu proses hukum. "Yang jelas, kelalaian sudah
ada. Untuk unsur pidananya, nanti Dit Reskrim yang tangani," katanya.
Dia juga belum berani memastikan apakah Rindang masih dalam pengaruh
alkohol. (Sumber: www.jpnn.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar