7 Juni 2014

Polisi Tembak Mati Kawan Minum Tuak

Dooor! Tois Silitonga (30) langsung tergeletak bersimbah darah. Kepala warga Kecamatan Kumpehulu, Muarojambi, itu bolong tertembus peluru. Penembaknya diduga seorang oknum polisi Bripka Rindang Pasaribu (35). Disebut-sebut, antara Rindang dengan korban masih berkawan dan saat kejadian mereka usai minum tuak di warung tuak milik Promen Nainggolan, Lorong Selamat, RT 16 Desa Kasang Kumpeh, Kumpehulu, Muarojambi. Diduga mereka mabuk bersama beberapa orang lainnya.

Tois sempat dilarikan ke  di Rumah Sakit Raden Mattaher (RSRM), namun nyawanya keburu melayang. Rindang sendiri berhasil dicokok anggota Bidang Profesi Pengamanan (Propam) Polda Jambi dan anggota Poltabes Jambi sekitar pukul 12.00. Tragedi berdarah itu sendiri terjadi sekitar pukul 05.30 pagi kemarin (5/7). Lokasinya, persis di depan warung tuak tempat mereka mabuk-mabukan. Polisi yang bertugas di Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Poltabes Jambi di Talangduku itu diciduk di kediaman saudaranya di kawasan Jembatan Aurduri.

Kronologis kejadian, berdasar informasi yang dihimpun Jambi Independent (grup JPNN), sejak pukul 23.00 malam sebelum penembakan, Rindang, Tois, dan beberapa orang lainnya nongkrong di warung tuak langganan mereka itu. Kabarnya, diduga karena dalam keadaan mabuk, Rindang sering mengacung-acungkan senjata api (senpi) yang dibawanya. Malam makin larut dan Rindang pun berniat pulang. Namun, masih di depan warung, dia terjatuh dari sepeda motornya. Tois membantu. Tois juga mengambil senpi sahabatnya itu. Menurut keterangan warga, mungkin Tois bertujuan agar senpi itu tidak disalahgunakan.

Namun, sampai di rumah Rindang sadar senpinya hilang. Dia pun kembali ke warung, tetapi senjata itu tak ditemukan. Tois pun tak di sana lagi. Maka, dia menyusul Tois yang kabarnya berada di kompleks pelacuran Payosigadung alias Pucuk. Pukul 01.00 dinihari tanggal 5 Juli, keduanya bertemu di tempat itu. Namun, Tois tak mengaku menyimpan senpi tersebut. Rindang pun kembali ke warung tuak di Kasang Kumpeh untuk mengulang pencarian. Sekitar pukul 05.30, Tois juga datang kembali ke warung itu. Dia langsung menyerahkan senpi Rindang.

Merasa dipermainkan, saat itulah Rindang naik pitam. Dia kesal karena Tois tidak mengaku saat ditanyai di Pucuk. Sambil marah-marah, Rindang menunjuk-nunjuk Tois dengan pistolnya. Tois yang merasa terancam, berusaha mengambil pistol itu. Informasinya, keduanya lalu terlibat tarik-menarik. Tiba-tiba, pistol itu meletus dan seketika Tois roboh bersimbah darah. Melihat ini, Rindang kabur. Sementara, Tois dilarikan ke RS Raden Mattaher dan warga Jerambah Bolong, Lingkar Selatan, Jambi Selatan, Kota Jambi, itu pun tewas di sana.

Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah menjelaskan, usai diringkus di kawasan Jembatan Aurduri, Rindang diperiksa di Mapoltabes Jambi. Selanjutnya,  dia dilimpahkan ke Mapolda Jambi. "Sampai sore kemarin Rindang masih menjalani pemeriksaan di Bid Propam Polda Jambi. Barang bukti berupa senpi organik jenis revolver sudah disita," katanya.

Ditanya sanksi yang bisa dijatuhkan ke oknum polisi itu, Almansyah mengatakan, bisa saja dilakukan pemecatan. Namun, pihaknya tidak mau buru-buru dan harus menunggu proses hukum. "Yang jelas, kelalaian sudah ada. Untuk unsur pidananya, nanti Dit Reskrim yang tangani," katanya. Dia juga belum berani memastikan apakah Rindang masih dalam pengaruh alkohol. (Sumber: www.jpnn.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar