19 November 2016

Medan Darurat Narkoba

Lagi-lagi aparat kepolisian membongkar home industry (industri rumahan) yang memproduksi narkoba jenis sabu dan ekstasi, di Kota Medan. Karena itu, sudah waktunya negara bertindak tegas-lugas untuk merespons status Indonesia yang darurat narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang). Tindakan tegas-lugas sangat perlu untuk menumbuhkan efek jera bagi para produsen dan pengedar narkoba.
Masalahnya, sindikat narkoba lokal dan internasional kini tak hanya membidik komunitas pemadat, tetapi juga memperkuat cengkeramannya dengan menyusup ke tubuh birokrasi negara. Dengan begitu, urgensi dari tindakan tegas-lugas itu bukan semata-mata melindungi generasi muda dari ancaman narkoba, tetapi juga sebagai serangan balik terhadap sindikat narkoba yang coba membangun kekuatan dan menanamkan pengaruhnya di tubuh birokrasi negara.
Sebaliknya, jika sistem hukum Indonesia terus minimalis menyikapi kondisi negara yang darurat narkoba seperti sekarang ini, bukan tidak mungkin birokrasi negara nantinya bisa dikendalikan sindikat narkoba. Keberhasilan sindikat narkoba menyusup ke tubuh birokrasi negara sudah bukan rahasia lagi. Oknum kepala lembaga pemasyarakatan (LP) hingga sejumlah sipir sudah dikendalikan sindikat itu.

Oknum polisi, jaksa, hakim dan oknum militer pun berhasil digarap untuk menjadi bagian dari sindikat narkoba. Para anggota sindikat pun sudah menguasai beberapa kampus perguruan tinggi.
Tingginya jumlah konsumen dan disparitas harga yang tinggi menjadi rangsangan besar bagi para pebisnis narkoba untuk memasarkan produk haram tersebut di Indonesia. Harga pasar sabu di Indonesia lebih dari dua kali lipat lebih tinggi dibanding Malaysia dan Tiongkok.
enanggulangan secara dini sangat diperlukan dalam menekan jumlah korban yang semakin berjatuhan akibat dari zat adiktif ini, tak ada kata toleransi dalam penanggulangannya, pemerintah harus lebih peka.
Apa jadinya kalau Negara kita sudah terjerat penuh dengan ilusi surgawinya zat adiktif ini, tak ada lagi yang bekerja keras membangun negeri ini, tak ada lagi sosok pemimpin yang bisa menjadi panutan dinegeri ini, itu semua karena mereka telah menjadi sosok pecandu yang tidak mempunyai misi lagi, tak ada semangat lagi, tak punya harapan lagi.
Mereka lebih memilih untuk memikirkan bagaimana caranya mendapatkan barang haram haram tersebut ketimbang memikirkan keadaan bangsa ini, orangtua hanya bisa mencemooh dan bersendu sedan karena semuanya telah terlanjur, nasi sudah menjadi bubur, maka dari itu, Marilah, sebelum semuanya terlambat, sebelum semuanya menjadi bubur, sebelum semuanya tak bisa teratasi lagi, mari bergerak memberantas dan menanggulangi masa depan suram para generasi penerus bangsa. (https://www.jurnalasia.com/opini/medan-darurat-narkoba/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar