Saputra, salah seorang penggemar minuman keras di Kota Madiun Jawa Timur, mengaku lebih suka membeli arak jowo (arjo) di langganannya. “Asli dan tidak dicampur-campur (bahan lain),” katanya, Jumat, 17 Januari 2014.
Menurut Saputra, arjo yang dijual di beberapa warung banyak yang dicampur dengan air, spiritus, dan cairan yang lain. Secara kasat mata, ia menjelaskan, arjo yang asli terlihat bening. Sedangkan yang telah dicampur dengan cairan lain agak kekuning-kuningan. “Rasanya pun berbeda,” ujar pria yang di lengannya dipenuhi tato itu.
Kepala Satuan Sabhara Kepolisian Resor Madiun, Ajun Komisaris Gangsar Kumoro membenarkan adanya praktik pencampuran arjo dengan air mau pun cairan yang lain. Berdasarkan hasil interograsi polisi kepada
Para pedagang minuman keras yang pernah ditangkap polisi, kata Gangsar, mengaku bahwa upaya itu hanya untuk mengejar keuntungan yang lebih banyak. “Misalnya arak setengah liter dicampur air setengah liter, hasilnya sudah bisa dijual satu liter.”
Arjo yang dicampur dengan cairan lain akan lebih berbahaya bila dikonsumsi. Lebih-lebih, praktik minum arjo yang banyak dilakukan warga dengan menambahkan minuman lain, seperti bir, dan obat kuat.
Haryanto, salah seorang pengecer arjo mengatakan mayoritas pelanggannya mencampuri arjo dengan bir dan minuman bersoda. Tujuannya, agar uang yang dikeluarkan untuk pesta miras lebih irit dan cepat memberikan efek pusing. “Kalau hanya bir butuh banyak untuk bisa mabuk,” kata pemilik tempat karaoke itu. (www.tempo.co)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar