26 Mei 2014

Ciu Bisa Jadi Pengganti Bensin

F: Rumah tanpa listrik PLN dan bensin Pertamina (Bramantyo/Okezone) F: Rumah tanpa listrik PLN dan bensin Pertamina (Bramantyo/Okezone)
 
Inovasi lain dari bioetanol terbuat ciu yang merupakan minuman beralkhohol dan bisa dijadikan bahan bakar untuk sepeda motor.

Ciu sendiri berasal dari hasil penyulingan tetes tebu yang diproduksi menjadi alkohol untuk kepentingan medis misalnya untuk mencuci alat kesehatan agar kembali steril setelah digunakan.

Ciu merupakan bioetanol yang memiliki kadar alhohol mencapai 60-80 persen. Padahal, cairan bioetanol dengan kadar 20 persen saja sudah mampu menghidupkan mesin mobil dan sepeda motor.

Yang lebih menarik lagi Rumah Budi di Desa Doplang Karangpandan sudah mandiri listrik yang terbuat dari panel surya dan sedang merintis desa mandiri listrik yang berasal dari sampah organik dan kotoran sapi yang diolah menjadi bioetanol.

Menggunakan pembangkit listrik dengan mendirikan kandang sapi di tanah kas desa, dan meminta warga sekitar yang berternak sapi untuk mengandangkan sapinya di sana.

"Karena listrik yang di butuhkan banyak, kita membutuhkan waktu. Paling tidak menunggu kotoran-kotoran sapi terkumpul dulu, baru diolah. Rencananya listrik dari biogas akan dialirkan ke setiap rumah," terang Soelaiman Budi Sunarto, kepada Okezone di Karanganyar, Jawa Tengah.

Jika seekor sapi bisa menghasilkan 20 kilogram kotoran setiap hari, maka dibutuhkan enam ekor sapi untuk menghasilkan energi listrik berkekuatan  2.500 watt. Bukan hanya listrik, tapi juga akan dihasilkan gas metana sebanyak 650 gram per jamnya, setara dengan tiga kilogram gas elpiji.

Hasil dari biogas tersebut api yang dihasilkan bukan berwarna biru, tapi tapi berwarna putih. Bila benar-benar bisa diproduksi masal indoneia tidak akan terjadi krisis listrik dan elpiji.

Namun dukungan dari pemerintah sampai saat ini belum di peroleh. Untuk biaya produksi bioetanol dilakukan secara mandiri. Dengan cara membuka kelas khusus pelatihan bioetanol dan penelitian energi alternatif di pusat penelitiannya di Agro Makmur.

Peserta kursus berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan juga dari negeri Malaysia dan Singapura. (autos.okezone.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar