Para petani
Lebanon mendapat lebih banyak uang dari menanam ganja daripada tanaman
lain dan mereka siap mempertahankan ladangnya itu.
Masih bergolaknya perang
saudara di negara tetangga Suriah membuat pasukan keamanan Lebanon sibuk
menjaga daerah-daerah perbatasan negara.
Dalam tiga tahun terakhir, jumlah pasukan tidak cukup untuk melakukan razia rutin terhadap para petani tanaman ilegal. Akibatnya, para petani ganja telah menjamur di daerah Lembah Bekaa yang subur di sebelah timur Lebanon, dengan tanaman ganja menekan tanaman gandum, barley dan sayuran yang lebih rendah harganya.
Tanaman berdaun runcing itu merupakan sumber resin ganja, juga dikenal sebagai hashish, senyawa yang banyak diminta oleh pembuat obat obat rekreasional di seluruh dunia. Tanaman ini tangguh karena dapat bertahan dalam kemarau tanpa irigasi.
Seorang petani Lebanon bernama Ali Nasri Shamas mengatakan ia lebih banyak mendapatkan uang dari menanam ganja daripada tanaman lain dan ia siap mempertahankan ladangnya itu.
"Kami ingin hidup seperti yang lain. Jika mereka ingin konfrontasi, tidak masalah bagi kami. Sebentar lagi musim panen. Jika mereka ingin mendatangi kami akan kami sambut dengan baik. Jika mereka ingin melegalisasinya, kami akan berterima kasih," ujar Shamas.
Ganja atau cannabis adalah tanaman ilegal di Lebanon dan pemerintah telah mengadakan razia tahunan kepada petani, menghancurkan ladang mereka dan memberikan hukuman.
"Dalam periode 1990an sampai 2012, pemberantasan ganja dilakukan setiap tahun dan semua bahan, logistik, sumber daya manusia dan teknis akan siap," ujar Ghassan Shamseddin, kepala Unit Pemberantasan Narkoba.
Namun hal itu tidak dapat dilakukan lagi sejak awal perang Suriah, lebih dari tiga tahun lalu.
Para petani di Lembah Bekaa telah menolak upaya pemerintah untuk memberantas tanaman mariyuana. Sekarang, mereka secara terbuka membahas rencana untuk mengembangkan produksinya.
"Kami akan meningkatkannya setiap tahun. (Pemerintah) memberikan alternatif dengan melegalisasikannya atau akan ada konfrontasi antara kami dengan mereka," ujar Shamas.
Shamas mengatakan pemerintah akan mendapat untung dengan membuat ganja legal karena dapat menarik pajak. Hal ini disepakati oleh ekonom Marwan Iskander.
"Lebanon perlu pertanian ini dan perlu membangkitkan wilayah Bekaa dan Akkar. Dan menurut hemat saya, legalisasi tanaman ganja dan ekspor ganja ke Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa yang mengizinkannya akan menambah US$2 miliar pada ekonomi Lebanon dan $400 juta pada anggaran negara," ujar Iskander.(www.voaindonesia.com)
Dalam tiga tahun terakhir, jumlah pasukan tidak cukup untuk melakukan razia rutin terhadap para petani tanaman ilegal. Akibatnya, para petani ganja telah menjamur di daerah Lembah Bekaa yang subur di sebelah timur Lebanon, dengan tanaman ganja menekan tanaman gandum, barley dan sayuran yang lebih rendah harganya.
Tanaman berdaun runcing itu merupakan sumber resin ganja, juga dikenal sebagai hashish, senyawa yang banyak diminta oleh pembuat obat obat rekreasional di seluruh dunia. Tanaman ini tangguh karena dapat bertahan dalam kemarau tanpa irigasi.
Seorang petani Lebanon bernama Ali Nasri Shamas mengatakan ia lebih banyak mendapatkan uang dari menanam ganja daripada tanaman lain dan ia siap mempertahankan ladangnya itu.
"Kami ingin hidup seperti yang lain. Jika mereka ingin konfrontasi, tidak masalah bagi kami. Sebentar lagi musim panen. Jika mereka ingin mendatangi kami akan kami sambut dengan baik. Jika mereka ingin melegalisasinya, kami akan berterima kasih," ujar Shamas.
Ganja atau cannabis adalah tanaman ilegal di Lebanon dan pemerintah telah mengadakan razia tahunan kepada petani, menghancurkan ladang mereka dan memberikan hukuman.
"Dalam periode 1990an sampai 2012, pemberantasan ganja dilakukan setiap tahun dan semua bahan, logistik, sumber daya manusia dan teknis akan siap," ujar Ghassan Shamseddin, kepala Unit Pemberantasan Narkoba.
Namun hal itu tidak dapat dilakukan lagi sejak awal perang Suriah, lebih dari tiga tahun lalu.
Para petani di Lembah Bekaa telah menolak upaya pemerintah untuk memberantas tanaman mariyuana. Sekarang, mereka secara terbuka membahas rencana untuk mengembangkan produksinya.
"Kami akan meningkatkannya setiap tahun. (Pemerintah) memberikan alternatif dengan melegalisasikannya atau akan ada konfrontasi antara kami dengan mereka," ujar Shamas.
Shamas mengatakan pemerintah akan mendapat untung dengan membuat ganja legal karena dapat menarik pajak. Hal ini disepakati oleh ekonom Marwan Iskander.
"Lebanon perlu pertanian ini dan perlu membangkitkan wilayah Bekaa dan Akkar. Dan menurut hemat saya, legalisasi tanaman ganja dan ekspor ganja ke Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa yang mengizinkannya akan menambah US$2 miliar pada ekonomi Lebanon dan $400 juta pada anggaran negara," ujar Iskander.(www.voaindonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar