Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, Jawa Timur, mengembangkan
minuman tuak menjadi etanol yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar
minyak (BBM).
“Uji coba yang kami lakukan mendapatkan tanggapan positif masyarakat.
Buktinya mereka datang untuk mempelajari proses pembuatan tuak menjadi
etanol,” kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah Kabupaten
Tuban Mudji Slamet.
Menurut dia, anggota masyarakat, kepala desa, tokoh masyarakat yang
daerahnya menjadi sentra penghasil tuak yang asalnya dari pohon nira,
antara lain di Kecamatan Plumpang, Palang, Tambakboyo dan lainnya,
datang langsung ke kantornya untuk ikut mempelajari pemrosesan tuak
menjadi etanol.
Uji coba tuak menjadi etanol hingga
sekarang ini masih terus dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang
ingin mempelajari teknis cara pemrosesannya. “Pelaksanaan uji coba
dilaksanakan di kantor kami,” katanya.
Teknisnya, tuak sebanyak 10 liter dicampur dengan gula jawa, setelah
dilakukan fermentasi selama tujuh hari dan disuling, menghasilkan 2
liter etanol.
Menurut dia, biaya produksi tuak 10 liter tersebut diperhitungkan
sebesar Rp 15.000 dan menjadi 2 liter etanol yang harga jualnya mencapai
Rp 17.500.
“Pengembangannya bergantung masyarakat sebagai penghasil tuak di
Tuban, ” katanya. Di Tuban terdapat sekitar 4.000 pohon nira yang
hasilnya bisa diambil menjadi tuak.
Sementara itu, lanjutnya, Bupati Tuban Haeny Relawati
merekomendasikan agar proses uji coba tuak menjadi etanol masuk dalam
kurikulum pendidikan.
“Setelah uji coba yang kami lakukan, rekomendasi dari Bupati Tuban,
proses tuak menjadi etanol masuk dalam mata pelajaran kurikulum lokal,”
katanya. (http://supermilan.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar