Seperti dikutip dari RB (Grup JPNN),
kemarin (10/7), saat itu ia bersama salah seorang temannya, Irawan,
pergi ke stadion dan bertemu dengan Am, yang sedang mabuk tuak. Korban
kemudian ikut berkumpul bersama rombongan Am.
Kemudian Irawan pulang duluan, sedangkan
korban masih nongkrong bersama Am. Karena ada perkataan dan gurauan Am
yang menyinggung perasaan korban, korban lalu membalas dengan ledekan.
"Dia (Am, red) mabuk reseh. Aku bilang
kalau minum jangan reseh. Lalu dia marah dan menjawab kalau dirinya
sudah lama minum tuak, sejak aku masih minum susu waktu bayi. Aku
tersinggung, dia langsung maju dan memukul aku. Jadinya berkelahi. Aku
lihat ada temannya yang ikut membantu dan memukul aku. Tidak tahu siapa
saja yang ikut memukul aku karena kondisi saat itu gelap," cerita
korban.
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami
luka robek di telinga kiri, bibir pecah, wajah memar dan lecet di
bagian tangan kiri dan kanan. Namun kejadian tersebut tidak sampai
dilaporkan korban ke polisi.
Terpisah, Kapolres Bengkulu, AKBP. Ardian
Indra Nurinta, S.IK melalui Kabag Ops, Kompol. Ruri Roberto mengimbau
masyarakat khususnya remaja dan pemuda, agar tidak menjadikan lokasi
stadion sebagai lokasi mabuk-mabukan.
"Kami sudah rutin melakukan razia,
termasuk di kawasan stadion itu. Memang lokasi stadion adalah lokasi
yang rawan kriminal. Kami imbau masyarakat agar tidak mabuk-mabukan di
sana," pesan Kabag Ops. sumber: http://www.jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar