14 Agustus 2015

Bupati Sabu Raijua Rencanakan Bangun Pabrik Miras

Bupati Sabu Raijua Rencanakan Bangun Pabrik Miras
REUTERS/Tim Wimborne
 
  Bupati Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Marthen Luther Dira Tome berencana membangun pabrik minuman keras (miras) tradisional berupa tuak yang dibuat dari fermentasi buah lontar.

Menurut dia, Kabupaten Sabu Raijua memiliki potensi yang cukup untuk membuat pabrik miras. Di daerah itu, banyak pohon lontar yang bisa dijadikan nira. Selain untuk bahan pembuatan gula, nira bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan tuak.

Pohon lontar yang ada di Sabu Raijua, salah satu pulau terdepan di Indonesia yang berbatasan dengan Australia, mencapai ratusan ribu pohon.

Marthen menjelaskan, pembangunan pabrik tuak bertujuan sebagai salah satu sumber untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). “Banyak potensi daerah yang bisa menghasilkan uang untuk meningkatkan PAD,” ucapnya kepada wartawan, Selasa, 28 Juli 2015.

Kabupaten Sabu Raijua merupakan pemekaran dari Kabupaten Sabu pada 2009. Saat menjadi kabupaten baru, jumlah PAD-nya hanya Rp 300 juta. Sedangkan saat ini sudah mencapai Rp 26,9 miliar. Jumlah itu, menurut Marthen, harus terus ditingkatkan.

Marthen menuturkan dibangunnya pabrik miras tidak dimaksudkan agar masyarakat Kabupaten Sabu Raijua semakin mudah mendapatkan miras untuk mabuk-mabukan. Namun seluruh hasil produksi miras dijual ke daerah lain di Indonesia.

Dia mencontohkan pembuatan miras di Bali dan Manado yang dijual ke luar daerah itu. "Jadi kami membangun pabrik miras bukan untuk mabuk-mabukan di daerah ini, tapi dijual ke luar daerah," ujar Marthen.

Dia mengatakan, untuk mewujudkan pembangunan pabrik miras tersebut, Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua akan bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang, NTT.

Para ahli dari dua universitas itu diminta menciptakan genetika pohon lontar hibrida sehingga bisa juga diolah para ibu-ibu. Lontar hibrida memudahkan penduduk wanita mendapatkan pekerjaan sadap nira. "Jadi tidak hanya laki-laki yang sadap nira, tapi juga wanita,” ucap Marthen.
sumber: TEMPO.CO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar